
JAKARTA - Harga minyak dunia menunjukkan pergerakan menguat tipis di awal pekan.
Perdagangan berlangsung dalam suasana penuh kehati-hatian karena ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah menjadi penopang harga. Walaupun demikian, bayangan pasokan tambahan serta kekhawatiran perlambatan permintaan global tetap menahan laju kenaikan lebih tinggi.
Brent crude futures mengalami kenaikan 28 sen atau sekitar 0,42%, hingga mencapai posisi US$ 66,96 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) turut mencatat kenaikan 20 sen atau 0,32%, berada di level US$ 62,88 per barel.
Baca JugaStrategi Pemerintah Indonesia Seimbangkan Migas dengan Transisi Energi
Angka ini memberi sinyal bahwa harga tetap bergerak naik, walaupun secara perlahan. Penguatan tersebut menjadi perhatian pelaku pasar yang terus menimbang antara risiko geopolitik dan fundamental pasokan.
Tekanan dari sisi perdagangan internasional juga membatasi ruang penguatan, apalagi dengan adanya kekhawatiran mengenai dampak tarif perdagangan pada konsumsi energi global.
Risiko Geopolitik Menghidupkan Sentimen Pasar
Ketidakpastian kawasan Eropa kembali mencuat setelah Rusia mengeluarkan ancaman di sekitar perbatasan Polandia. Kondisi ini menambah ketegangan politik yang berimbas langsung pada keamanan energi.
Sentimen tersebut membuat pasar energi internasional lebih waspada, karena Eropa menjadi salah satu konsumen terbesar minyak dunia. Pelaku pasar menilai setiap pergeseran situasi politik dapat memengaruhi rantai pasokan energi secara luas.
Oleh karena itu, meskipun tekanan dari pasokan cukup besar, potensi gangguan distribusi akibat konflik regional tetap memberikan dukungan harga. Situasi inilah yang membuat harga minyak tidak tertekan terlalu dalam.
Kondisi pasar yang rentan terhadap perubahan geopolitik mengingatkan kembali pentingnya stabilitas kawasan dalam menjaga harga energi global. Bagi banyak negara, setiap eskalasi konflik bisa mengancam ketahanan energi dan memicu gejolak harga yang lebih sulit diprediksi.
Tekanan Pasokan Membatasi Laju Kenaikan
Sebelumnya, harga minyak sempat mencatat penurunan lebih dari 1% pada perdagangan akhir pekan. Pelemahan ini membuat harga menurun tipis sepanjang pekan tersebut.
Faktor utamanya adalah kekhawatiran mengenai tambahan pasokan serta permintaan energi yang melemah, meskipun sempat ada harapan pemangkasan suku bunga pertama tahun ini dari Federal Reserve Amerika Serikat.
Harapan terhadap stimulus moneter semula diyakini dapat mendorong konsumsi energi. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan arah sebaliknya. Pasar tetap dibayangi kemungkinan peningkatan pasokan besar-besaran dari berbagai produsen utama, termasuk Amerika Serikat, negara-negara OPEC+, dan juga Rusia.
Menurut pengamatan para analis, situasi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan harga masih akan menghadapi tantangan serius. Pasokan melimpah bisa mengimbangi dampak positif dari geopolitik, sehingga harga bergerak terbatas di kisaran yang ada.
Ekspor Irak Tambah Tekanan di Pasar Global
Dari sisi produksi, Irak menjadi salah satu negara yang menambah tekanan pasokan di pasar minyak global. Setelah melakukan pencabutan bertahap atas pemangkasan produksi sukarela dalam kesepakatan OPEC+, negara itu kini meningkatkan jumlah ekspor minyaknya.
Badan pemasaran minyak negara tersebut mencatat ekspor rata-rata 3,38 juta barel per hari pada bulan sebelumnya. Untuk bulan berikutnya, angka ekspor diperkirakan bisa mencapai 3,4 hingga 3,45 juta barel per hari. Tambahan volume ekspor ini semakin mempertegas tren meningkatnya pasokan di pasar.
Kenaikan ekspor Irak, bila dikombinasikan dengan pasokan dari produsen besar lain, dapat memperbesar tekanan terhadap harga. Namun, ketegangan geopolitik tetap berperan sebagai penahan, sehingga harga minyak tidak jatuh lebih dalam.
Bagi pasar, kondisi ini menjadi tanda bahwa keseimbangan antara risiko geopolitik dan fundamental pasokan akan terus menjadi faktor utama penentu arah harga ke depan.

Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Pertumbuhan Infrastruktur Industri Tingkatkan Kepercayaan Investor Pasar Modal
- Senin, 22 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Bursa Asia Bergerak Tipis Naik Dengan Fokus Sektor Teknologi
- 22 September 2025
2.
Harga Emas Batangan Stabil, Investasi Aman Untuk Semua Investor
- 22 September 2025
3.
Harga Minyak Dunia Menguat Tipis Ditopang Situasi Geopolitik Global
- 22 September 2025
4.
Strategi Pemerintah Indonesia Seimbangkan Migas dengan Transisi Energi
- 22 September 2025
5.
Stabilitas Harga BBM Pertamina Beri Kepastian Bagi Konsumen
- 22 September 2025