JAKARTA - Penguatan ekonomi rakyat menjadi fokus utama melalui Program Ekonomi Kerakyatan Berbasis Masjid yang digagas kantor Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan.
Program ini melibatkan Kementerian Koperasi RI dan Majelis Tabligh Muhammadiyah sebagai mitra strategis untuk memperkuat basis ekonomi masyarakat.
Langkah ini dirancang agar masjid tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi lokal. Inisiatif ini diharapkan menjadi jembatan antara masyarakat, koperasi, dan perbankan, sehingga pengembangan ekonomi kerakyatan dapat berjalan efektif.
Program Ekonomi Kerakyatan Menjangkau Ribuan Masjid
Program ini menargetkan 12.000 jaringan masjid Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Masjid akan berperan sebagai pusat kegiatan ekonomi yang menghubungkan koperasi, unit usaha masjid, serta institusi perbankan, sehingga potensi ekonomi lokal bisa dimaksimalkan.
Setiawan Ichlas, Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan, menjelaskan bahwa program ini merupakan strategi untuk menghadapi dinamika ekonomi nasional dan global di tahun 2026. Dengan peran masjid sebagai pusat ekonomi, masyarakat dapat memperoleh akses lebih luas ke layanan keuangan dan pelatihan usaha.
Kerja Sama Strategis dengan Kementerian Koperasi
Dalam rangka memperkuat ekosistem ekonomi kerakyatan, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Fokus kerja sama mencakup pengembangan koperasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai salah satu pilar pembangunan nasional.
Acara penandatanganan MoU juga dirangkai dengan peluncuran Buku Refleksi Akhir Tahun 2025 Ekonomi dan Perbankan. Buku ini memuat laporan kinerja Utusan Khusus Presiden selama satu tahun terakhir, kondisi ekonomi nasional dan global, serta rekomendasi strategis program kerja tahun mendatang.
Koperasi Jadi Pilar Penguatan Ekonomi Rakyat
Menteri Koperasi RI, Ferry Juliantono, menegaskan bahwa koperasi harus kembali menjadi soko guru ekonomi rakyat. MoU ini menjadi langkah penting untuk mendorong transformasi kelembagaan dan digitalisasi koperasi, agar mampu bersaing dengan BUMN dan sektor swasta.
Koperasi diharapkan tidak hanya berfokus pada konsumsi, tetapi juga bergerak di bidang produksi dan layanan keuangan mikro. Dengan dukungan pembiayaan syariah, masyarakat dapat terhindar dari jeratan pinjaman online atau lembaga keuangan yang merugikan. Transformasi serupa juga tengah dikembangkan di pondok pesantren.
Masjid Sebagai Pusat Ekonomi dan Pemberdayaan Umat
Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ustadz Fathurrahman Kamal, menekankan bahwa masjid harus menjadi pusat gerakan ilmu, dakwah, dan kesejahteraan umat. Masjid yang memiliki aset dan jaringan luas berpotensi mendorong pengembangan unit usaha, UMKM, serta pengelolaan zakat dan wakaf produktif.
Dengan pendekatan ini, masjid tidak hanya menjadi simbol ibadah, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini diyakini dapat mendorong kemandirian finansial sekaligus meningkatkan kesejahteraan umat secara merata.
Fokus Utama Program Ekonomi Berbasis Masjid
Program ini memiliki beberapa komponen utama, yakni pendirian Lembaga Bisnis Masjid seperti BMT dan koperasi, pelatihan kewirausahaan, pengembangan unit usaha ritel dan jasa, serta dukungan bagi UMKM berbasis masjid.
Selain itu, manajemen zakat dan wakaf produktif menjadi bagian penting untuk menciptakan sumber pembiayaan berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat memperluas dampak sosial dan ekonomi masjid bagi komunitas di sekitarnya.
Mendorong Inklusi dan Kemandirian Ekonomi
Kolaborasi Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan dengan Kemenkop dan Muhammadiyah diharapkan menciptakan ekosistem ekonomi inklusif yang berkeadilan. Program ini juga memberikan ruang bagi masjid dan koperasi untuk menjadi penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Setiawan Ichlas menekankan bahwa inisiatif ini bukan sekadar program ekonomi, tetapi strategi nasional untuk memperkuat kemandirian rakyat. Dukungan koperasi, masjid, dan perbankan akan menjadi fondasi penting dalam menghadapi tantangan ekonomi global di tahun-tahun mendatang.
Harapan untuk Ekonomi Nasional yang Lebih Kuat
Melalui program ini, diharapkan tercipta sinergi antara pemerintah, masjid, dan masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan. Keberhasilan program akan meningkatkan kapasitas koperasi, memperluas akses pembiayaan, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi.
Dengan dukungan semua pihak, ekonomi berbasis komunitas dapat menjadi motor penggerak kesejahteraan rakyat, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Program ini menjadi bukti bahwa pemberdayaan ekonomi rakyat dapat dilakukan melalui kolaborasi yang strategis dan terintegrasi.