Rabu, 31 Desember 2025

Pasar Modal Indonesia Diproyeksikan OJK Mampu Tumbuh Stabil Tahun 2026

Pasar Modal Indonesia Diproyeksikan OJK Mampu Tumbuh Stabil Tahun 2026
Pasar Modal Indonesia Diproyeksikan OJK Mampu Tumbuh Stabil Tahun 2026

JAKARTA - Pasar modal Indonesia mencatatkan prestasi gemilang sepanjang 2025. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 22,13% year to date (ytd) dan menutup perdagangan terakhir di level 8.646,94. Angka ini menandai tren positif yang jarang terjadi di pasar modal global, dengan 24 kali mencatatkan rekor all time high (ATH) sepanjang tahun, termasuk level tertinggi di 8 Desember 2025, yakni 8.711.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengungkapkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang solid menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar modal. 

Baca Juga

Pembiayaan Syariah Adira Finance Tembus Rp8,1 Triliun Sampai November Tahun Ini

“Seiring dengan fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat dan terjaga, pasar modal Indonesia memiliki ruang yang memadai untuk melanjutkan penguatan kinerja secara berkelanjutan,” ujarnya dalam acara Penutupan Perdagangan BEI 2025.

Selain IHSG, kapitalisasi pasar atau market cap menembus Rp15.810 triliun, tumbuh 28,16% ytd, melampaui target Roadmap Pasar Modal dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). 

Sementara itu, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga menguat 12,10% ytd ke level 440,19, menandakan pasar obligasi turut mencatatkan kinerja positif. Industri pengelolaan investasi juga mencatat dana kelolaan mencapai Rp1.039 triliun, naik 24,16% ytd.

Investor Ritel: Pendorong Utama Pertumbuhan

Pertumbuhan jumlah investor ritel menjadi salah satu catatan penting OJK. Data menunjukkan 5,34 juta investor baru tercatat sepanjang 2025, sehingga total Single Investor Identification (SID) mencapai 20,2 juta, dengan 79% investor berusia di bawah 40 tahun. 

Fenomena ini memperkuat tren digitalisasi pasar modal dan menunjukkan meningkatnya minat generasi muda terhadap instrumen investasi.

“Inovasi digital yang dihadirkan oleh Bursa Efek Indonesia membuat akses pasar modal semakin mudah, sehingga lebih banyak generasi muda ikut berpartisipasi,” jelas Inarno.

Peluang dan Tantangan Pasar Modal 2026

Memasuki 2026, OJK meramalkan adanya sejumlah peluang sekaligus tantangan yang harus diantisipasi. Dari sisi global, volatilitas pasar saham akan tetap dipengaruhi oleh suku bunga internasional, dinamika harga komoditas, dan kondisi geopolitik. Namun, tren fundamental ekonomi domestik yang kuat memberikan ruang bagi penguatan lanjutan.

“OJK bersama SRO [self-regulatory organization] telah menetapkan berbagai prioritas pengembangan pasar modal di 2026, termasuk kolaborasi dengan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia,” imbuhnya. Fokus utama OJK mencakup keamanan siber, integritas pasar, penguatan kelembagaan pelaku usaha jasa keuangan, serta pengembangan keuangan berkelanjutan.

Strategi OJK: Keamanan, Integritas, dan Keuangan Berkelanjutan

Seiring peningkatan partisipasi investor, OJK menekankan perlunya penguatan sistem keamanan siber di pasar modal. “Meningkatkan integritas pasar dan penguatan kelembagaan pelaku usaha jasa keuangan menjadi prioritas agar pasar tetap sehat dan akuntabel,” kata Inarno.

Selain itu, OJK berfokus pada pengembangan keuangan berkelanjutan, termasuk penerbitan instrumen obligasi hijau dan ESG (Environmental, Social, Governance), yang akan menjadi daya tarik baru bagi investor global dan domestik.

Peluang Investasi: Dari Saham hingga Obligasi

Kinerja positif pasar modal membuka peluang investasi yang menarik. IHSG yang konsisten mencetak ATH memberikan sinyal kuat bagi investor institusi maupun ritel untuk menambah portofolio saham. 

Pasar obligasi juga tetap stabil dengan penguatan ICBI 12,10% ytd, memberikan alternatif instrumen yang aman dan menguntungkan.

Dengan peningkatan jumlah investor baru, terutama di bawah usia 40 tahun, terdapat potensi pertumbuhan eksponensial bagi produk investasi digital, termasuk reksa dana online, sukuk ritel, dan produk derivatif berbasis ESG.

Prioritas Pengembangan Pasar Modal 2026

OJK menetapkan beberapa prioritas untuk 2026, antara lain:

Penguatan regulasi dan pengawasan agar praktik pasar tetap transparan dan akuntabel.

Peningkatan kapasitas investor dan literasi pasar modal, khususnya untuk generasi muda.

Kolaborasi lintas institusi, termasuk Bank Indonesia dan Kemenkeu, untuk memperluas ekosistem pasar modal.

Pengembangan instrumen keuangan berkelanjutan, mendukung target pembangunan hijau dan ESG.

Optimalisasi keamanan siber dan integritas perdagangan agar transaksi lebih aman dan efisien.

“Dengan langkah strategis ini, OJK berharap pasar modal Indonesia tidak hanya mengulang prestasi 2025, tetapi juga mampu tumbuh lebih inklusif dan berkelanjutan di 2026,” jelas Inarno.

Tantangan yang Perlu Diantisipasi

Meski peluang terbuka luas, pasar modal tetap menghadapi tantangan signifikan. Volatilitas global masih tinggi akibat ketidakpastian suku bunga dan konflik geopolitik. Selain itu, pergerakan harga komoditas, khususnya energi dan pangan, akan memengaruhi kinerja emiten domestik.

OJK pun mendorong investor untuk tetap disiplin dan memperhatikan manajemen risiko. “Fundamental ekonomi domestik tetap menjadi penopang utama, namun kehati-hatian tetap wajib diterapkan,” tegas Inarno.

Prediksi 2026: Rekor Baru Masih Bisa Terjadi

Dengan momentum positif dari kinerja 2025, terdapat peluang pasar modal Indonesia mencetak rekor baru pada 2026. Kombinasi pertumbuhan investor ritel, stabilitas pasar obligasi, dan penguatan regulasi menjadi fondasi kuat.

Selain itu, inovasi digital dan instrumen keuangan berkelanjutan akan semakin menarik investor domestik maupun asing. OJK optimistis pasar modal mampu menjadi motor penggerak ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Pasar modal Indonesia memasuki 2026 dengan pijakan yang kokoh. IHSG dan market cap mencatat rekor sepanjang 2025, investor ritel meningkat pesat, dan fundamental ekonomi domestik tetap kuat. 

OJK menetapkan strategi untuk mengantisipasi tantangan global, meningkatkan keamanan siber, integritas pasar, dan mengembangkan instrumen berkelanjutan.

Dengan langkah-langkah ini, pasar modal Indonesia berpeluang mengulang kinerja gemilang 2025, sekaligus mencetak rekor baru pada 2026. Generasi muda sebagai investor baru menjadi faktor kunci dalam mendorong inklusivitas pasar modal dan memperluas basis investor di masa depan.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bank of Singapore Dorong Pertumbuhan BACA Lewat Investasi Strategis

Bank of Singapore Dorong Pertumbuhan BACA Lewat Investasi Strategis

Pemerintah Tetapkan Kebijakan Pajak 2026 Dorong Digitalisasi dan Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah Tetapkan Kebijakan Pajak 2026 Dorong Digitalisasi dan Kepatuhan Wajib Pajak

OJK Percepat Konsolidasi BPD dan BPR S Nasional Demi Stabilitas Keuangan

OJK Percepat Konsolidasi BPD dan BPR S Nasional Demi Stabilitas Keuangan

Dorong Literasi Finansial, BluInvest BCA Digital Ajak Generasi Muda Berinvestasi

Dorong Literasi Finansial, BluInvest BCA Digital Ajak Generasi Muda Berinvestasi

Coretax Jadi Pilar Baru untuk Tingkatkan Rasio Pajak Nasional

Coretax Jadi Pilar Baru untuk Tingkatkan Rasio Pajak Nasional