Rabu, 31 Desember 2025

TPK BKKBN Hadir Pulihkan Psikologis Anak, Perempuan, Lansia Terdampak Bencana

TPK BKKBN Hadir Pulihkan Psikologis Anak, Perempuan, Lansia Terdampak Bencana
TPK BKKBN Hadir Pulihkan Psikologis Anak, Perempuan, Lansia Terdampak Bencana

JAKARTA - Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatera sejak akhir November 2025 tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga luka psikologis mendalam bagi masyarakat. 

Sebanyak 1.140 korban jiwa tercatat, sementara ratusan ribu keluarga kehilangan rumah, mata pencaharian, bahkan sebagian mengalami keterpisahan anggota keluarga. Kehilangan tersebut menimbulkan trauma yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental anak, perempuan, dan lansia.

Dalam menghadapi kondisi ini, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN tidak hanya menyalurkan bantuan material. Pihak kementerian menekankan perlunya pemulihan psikologis dan trauma healing sebagai bagian integral dari proses pemulihan keluarga terdampak bencana.

Baca Juga

BMKG Prakiraan Hujan Ringan Hingga Sedang Mayoritas Kota Besar Indonesia

Menteri Kemendukbangga/Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan bahwa upaya pemulihan pasca bencana harus menekankan kepastian masa depan keluarga, bukan sekadar bantuan fisik. 

“Menurut saya ini bukan masalah penting dan tidak penting, tetapi semangatnya adalah memastikan keluarga yang pernah kena bencana, ada yang, mohon maaf, kehilangan keluarganya, ada yang meninggal dunia, kehilangan hartanya, bahkan mungkin kehilangan tanahnya. Bahkan ada yang hari ini belum ketemu keluarganya. Saya kira kita memahami suasana kebatinan itu dan tentu kita ikut prihatin,” ujarnya.

Tiga Kelompok Rentan Menjadi Prioritas Pemulihan

Wihaji menegaskan, anak-anak, perempuan, dan lansia merupakan kelompok rentan yang paling terdampak tekanan psikologis pasca bencana. 

“Maka, kita hadir untuk memastikan anak-anak jangan mengalami trauma. Perempuan jangan mengalami trauma. Lansia juga jangan mengalami trauma. Karena siapapun, anak-anak ini bagian dari masa depan kita.”

Untuk menghadapi kondisi kompleks ini, Kemendukbangga/BKKBN mengerahkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di lapangan. 

TPK bertindak sebagai relawan keluarga, bekerja bersama Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) untuk memulihkan psikologis korban bencana. Bahkan, sebagian TPK sendiri turut terdampak bencana, sehingga metode penanganan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Penyesuaian Metode Trauma Healing Sesuai Lokal

Menteri Wihaji menginstruksikan agar Kepala Perwakilan BKKBN di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mendata TPK terdampak bencana, serta menggerakkan TPK yang lebih aman untuk mendampingi korban. TPK memiliki keunggulan memahami kondisi lokal sehingga mampu menentukan metode trauma healing yang efektif.

“Tentu kita akan menyesuaikan. Aceh, Sumatera Utara, Sumbar, tentu traumanya juga beda-beda, kelasnya juga beda-beda, peristiwanya juga beda-beda. Artinya metode trauma healing disesuaikan dengan sebab dan lokasi serta budaya di masing-masing tempat,” jelas Wihaji.

Di Aceh, praktik trauma healing dilakukan melalui permainan sederhana, bernyanyi, dan aktivitas ramah anak, sambil melibatkan kader, remaja Generasi Berencana (Genre), dan anggota keluarga. Aktivitas ini bertujuan mengurangi tekanan psikologis sekaligus membangun kembali ikatan keluarga yang retak.

Pendampingan Berkelanjutan Menjadi Prioritas

Wihaji menekankan, pemulihan trauma tidak bersifat jangka pendek. “Trauma tidak bisa dibatasi waktu, selama membutuhkan kehadiran dari pemerintah khususnya Kemendukbangga/BKKBN, maka kita wajib hadir memberikan jalan keluar.”

Pernyataan ini diperkuat data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Sumatera Barat. Di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, 40 dari 61 anak mengalami gangguan tidur pasca bencana. 

Screening lanjutan terhadap 55 anak berusia 3–18 tahun menunjukkan 49 anak atau 89 persen termasuk kategori Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Temuan ini menyoroti tingginya beban psikologis anak akibat bencana.

Keluarga Sebagai Fokus Pemulihan

Mengacu pada data IDAI, Kemendukbangga/BKKBN menekankan pentingnya menjadikan keluarga sebagai pusat pemulihan trauma. 

Tim TPK dan lintas sektor berperan memulihkan kondisi psikis korban, mulai dari anak-anak hingga lansia, sehingga proses rehabilitasi dapat menyentuh seluruh elemen keluarga.

Pendekatan berbasis keluarga ini dianggap paling logis, karena trauma tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga membentuk dinamika sosial dan psikologis rumah tangga. 

Anak yang terluka secara emosional dapat menurunkan daya tahan psikologis keluarga secara keseluruhan, sementara perempuan yang mengalami stres dapat memengaruhi kesejahteraan anak dan lansia.

Komitmen Kemendukbangga/BKKBN di Lapangan

Keberadaan TPK di lapangan menandai komitmen Kemendukbangga/BKKBN untuk hadir nyata dalam pemulihan psikologis. Mereka berperan sebagai mediator, fasilitator, sekaligus tenaga pendamping yang mampu membaca situasi emosional setiap keluarga.

Selain itu, TPK berfungsi sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat terdampak bencana, memastikan bantuan psikis dan trauma healing diterima secara tepat. Keberadaan mereka menjadi bukti nyata bahwa negara hadir dalam proses rehabilitasi psikologis pasca bencana.

Sinergi Lintas Sektor dalam Pemulihan

Selain TPK, Kemendukbangga/BKKBN bersinergi dengan kader lokal, remaja Genre, tenaga medis, dan komunitas masyarakat untuk membangun mekanisme pendampingan trauma yang menyeluruh. 

Hal ini memungkinkan respons yang adaptif terhadap kondisi spesifik setiap lokasi, mulai Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat.

Pendekatan ini juga menekankan keterlibatan anak-anak dalam kegiatan yang menyenangkan, perempuan dalam forum diskusi dan kegiatan komunitas, serta lansia melalui aktivitas sosial yang memulihkan rasa aman dan keterikatan sosial.

Tantangan dan Harapan

Meski kompleks, Wihaji optimistis bahwa langkah-langkah ini akan membantu keluarga terdampak bencana pulih secara psikologis. 

Pendekatan berbasis keluarga dan trauma healing yang berkelanjutan diharapkan mengurangi risiko gangguan mental jangka panjang, menjaga stabilitas sosial, serta memastikan generasi muda tetap memiliki fondasi psikologis yang sehat.

Dengan kehadiran TPK dan dukungan lintas sektor, Kemendukbangga/BKKBN berkomitmen menjaga agar setiap keluarga, terutama anak, perempuan, dan lansia, mendapatkan pendampingan yang sesuai, membangun kembali rasa aman, dan memulihkan kehidupan pasca bencana.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kemensos Salurkan Bantuan Rumah Tangga Dan Pemulihan Ekonomi Pascabencana

Kemensos Salurkan Bantuan Rumah Tangga Dan Pemulihan Ekonomi Pascabencana

Upaya Tekan UKT, Kemdiktisaintek Dorong PTN Dapatkan Sumber Dana Alternatif

Upaya Tekan UKT, Kemdiktisaintek Dorong PTN Dapatkan Sumber Dana Alternatif

Polri Hadirkan Servis Motor Gratis bagi Korban Bencana di Berbagai Daerah

Polri Hadirkan Servis Motor Gratis bagi Korban Bencana di Berbagai Daerah

Program MBG Tetap Berjalan untuk Menjaga Keberlanjutan Layanan Gizi Nasional

Program MBG Tetap Berjalan untuk Menjaga Keberlanjutan Layanan Gizi Nasional

Kemendagri Pulihkan Dokumen Kependudukan Warga Terdampak Banjir di Sumatera

Kemendagri Pulihkan Dokumen Kependudukan Warga Terdampak Banjir di Sumatera