Harga CPO Diprediksi Masih Potensial Menguat Selama Perdagangan Minggu Ini
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau CPO mencatat lonjakan pada akhir pekan lalu.
Sepanjang pekan, harga komoditas ini meningkat hampir 5% secara point-to-point. Penutupan kontrak Maret di Bursa Malaysia berada di MYR 4.087/ton, level tertinggi sejak awal Desember.
Lonjakan harga didorong oleh sentimen positif dari kenaikan minyak nabati pesaing. Harga kedelai di bursa Dalian naik 0,67% akhir pekan lalu. Kenaikan tersebut meningkatkan daya tarik beralih ke CPO sebagai alternatif minyak nabati.
Baca JugaTarif Listrik Tetap Stabil Akhir Desember 2025 untuk Kenyamanan Masyarakat Indonesia
Pelemahan nilai tukar ringgit turut mendukung harga CPO. Ringgit melemah tipis 0,05% terhadap dolar Amerika Serikat. Kondisi ini membuat kontrak CPO lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Faktor Fundamental Penyebab Kenaikan Harga
Harga minyak nabati yang bersaing menjadi salah satu pendorong kenaikan CPO. Kenaikan harga kedelai mendorong permintaan terhadap CPO di pasar global. Hal ini terjadi karena kedua komoditas bersaing sebagai sumber minyak nabati.
Selain itu, permintaan ekspor dari negara produsen juga memengaruhi harga. Aktivitas perdagangan internasional memberikan tekanan positif pada pasar CPO. Investor melihat peluang keuntungan dari selisih harga antara CPO dan minyak nabati lainnya.
Ketidakpastian ekonomi global ikut membentuk tren harga. Pergerakan mata uang asing dan faktor geopolitik menjadi pertimbangan investor. Hal ini membuat harga CPO cenderung volatil di pasar dunia.
Analisis Teknikal Mingguan CPO
Secara teknikal, CPO masih berada di zona bearish meski harga naik akhir pekan lalu. Indikator Relative Strength Index (RSI) berada di angka 45, menandakan tekanan jual masih ada. Sedangkan Stochastic RSI ada di 37, mengindikasikan area jual yang kuat.
Indikator Average True Range (ATR) 14 hari menunjukkan volatilitas tinggi. Hal ini mengisyaratkan pergerakan harga yang cenderung fluktuatif. Investor disarankan tetap waspada terhadap potensi naik-turunnya harga.
Support terdekat berada pada MYR 3.939/ton. Jika level ini ditembus, harga berpotensi menguji support lanjutan MYR 3.890-3.837/ton. Target support paling pesimistis berada di MYR 3.717/ton.
Target Resisten dan Potensi Kenaikan
Target resisten terdekat CPO berada pada MYR 4.121/ton, sejajar dengan Moving Average 10. Penembusan level ini berpotensi mengangkat harga ke MA-20 di MYR 4.290/ton. Kondisi ini menunjukkan potensi kenaikan jangka pendek tetap terbuka.
Pergerakan harga CPO juga dipengaruhi oleh dinamika pasar minyak nabati global. Investor memantau pergerakan harga kedelai, minyak bunga matahari, dan sawit. Korelasi antar komoditas ini dapat memicu aksi beli atau jual di pasar.
Dengan potensi resisten yang jelas, pelaku pasar dapat menentukan strategi trading. Analisis teknikal membantu memprediksi tren mingguan. Namun, tetap diperlukan kewaspadaan terhadap sentimen global yang cepat berubah.
Strategi dan Waspada Volatilitas
Pelaku pasar disarankan memonitor pivot point MYR 3.939/ton. Titik ini menjadi acuan untuk membaca arah harga CPO pekan ini. Jika terjadi penurunan, support MYR 3.890-3.837/ton menjadi area penting untuk pengambilan keputusan.
Sementara itu, peluang kenaikan tetap ada hingga MYR 4.121-4.290/ton. Strategi perdagangan dapat menyesuaikan dengan level support dan resisten tersebut. Investor dianjurkan menggunakan manajemen risiko dalam setiap transaksi.
Pelemahan atau penguatan CPO juga akan dipengaruhi faktor eksternal. Harga minyak nabati global, nilai tukar mata uang, dan kondisi ekonomi internasional menjadi penentu utama. Dengan memahami teknikal dan fundamental, pelaku pasar dapat mengambil keputusan lebih bijak.
Rekomendasi
