Senin, 29 Desember 2025

Harga Batu Bara Bertahan Stabil Seiring Penutupan Perdagangan 2025

Harga Batu Bara Bertahan Stabil Seiring Penutupan Perdagangan 2025
Harga Batu Bara Bertahan Stabil Seiring Penutupan Perdagangan 2025

JAKARTA - Harga batu bara menunjukkan pergerakan positif menjelang penutupan tahun 2025. 

Pada perdagangan akhir pekan, komoditas energi ini tercatat mengalami kenaikan terbatas. Penguatan tersebut memberikan sinyal stabilisasi setelah tekanan panjang sepanjang tahun.

Sepanjang sepekan terakhir, harga batu bara bergerak dalam kisaran sempit. Meski kenaikannya tidak signifikan, tren mingguan tetap berada di jalur positif. Kondisi ini menjadi perhatian pelaku pasar menjelang pergantian tahun.

Baca Juga

Tarif Listrik Tetap Stabil Akhir Desember 2025 untuk Kenyamanan Masyarakat Indonesia

Pada perdagangan terakhir, harga batu bara global menguat tipis. Penguatan ini mencerminkan keseimbangan antara permintaan dan pasokan. Pasar masih bersikap hati-hati dalam merespons berbagai sentimen ekonomi.

Kinerja Harga di Pasar Global

Pada akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle tercatat menguat. Kontrak pengiriman bulan mendatang ditutup di level US$109,05 per ton. Kenaikan tersebut setara dengan 0,05 persen dari posisi sebelum libur Natal.

Sepanjang perdagangan mingguan, harga batu bara mencatat kenaikan point-to-point sebesar 0,6 persen. Angka ini menunjukkan adanya pemulihan terbatas dalam jangka pendek. Namun, penguatan tersebut belum cukup menutup pelemahan tahunan.

Secara year-to-date, harga batu bara masih mengalami penurunan signifikan. Sepanjang 2025, harga tercatat anjlok 12,93 persen. Tekanan tersebut menjadi gambaran tantangan yang dihadapi industri batu bara global.

Dampak Terhadap Penerimaan Negara

Di Indonesia, penurunan harga batu bara berdampak langsung terhadap kinerja fiskal. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak hingga akhir November tercatat Rp444,9 triliun. Angka tersebut turun 14,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan harga komoditas turut memengaruhi penerimaan pajak nasional. Hingga 30 November, penerimaan pajak tercatat Rp1.634,4 triliun. Nilai tersebut berkurang 3,21 persen dibandingkan 11 bulan pertama tahun sebelumnya.

Tekanan pada penerimaan negara menjadi perhatian pemerintah. Penurunan harga komoditas utama menjadi salah satu faktor penentu. Kondisi ini menunjukkan keterkaitan erat antara pasar global dan fiskal domestik.

“Tekanan penerimaan pajak dipengaruhi oleh faktor ekonomi misalnya moderasi harga komoditas utama seperti minyak bumi dan batu bara,” sebut laporan APBN Kita edisi Desember. Pernyataan ini menegaskan peran harga komoditas dalam struktur penerimaan negara. Fluktuasi harga menjadi tantangan tersendiri dalam perencanaan fiskal.

Sinyal Teknikal Menjelang Pekan Terakhir

Memasuki pekan terakhir 2025, pergerakan harga batu bara menjadi sorotan. Pelaku pasar mencermati apakah tren penguatan dapat berlanjut. Analisis teknikal menjadi salah satu acuan utama.

Secara teknikal dengan perspektif mingguan, batu bara berada di zona bullish. Kondisi ini tercermin dari indikator Relative Strength Index yang berada di level 51. Angka tersebut menunjukkan kecenderungan positif meski belum kuat.

RSI yang berada sedikit di atas 50 mengindikasikan posisi yang relatif netral. Artinya, peluang kenaikan dan penurunan masih terbuka. Pasar belum menunjukkan sinyal dominan ke salah satu arah.

Selain RSI, indikator Stochastic RSI juga menjadi perhatian. Nilainya tercatat di level 58. Angka tersebut menempatkan batu bara di area beli atau posisi long.

Proyeksi Support dan Resistance Harga

Untuk perdagangan pekan ini, risiko koreksi harga tetap ada. Meski demikian, potensi penurunan diperkirakan tidak terlalu dalam. Pasar cenderung bergerak stabil dengan fluktuasi terbatas.

Target support terdekat berada di level US$107 per ton. Jika level ini tertembus, koreksi lanjutan berpotensi menuju US$105 per ton. Area tersebut menjadi batas bawah pergerakan jangka pendek.

Sementara itu, target resistance terdekat berada di level US$110 per ton. Penembusan di titik ini berpotensi mendorong harga lebih tinggi. Kisaran US$111 hingga US$115 per ton menjadi target lanjutan.

Dengan berbagai indikator tersebut, pasar batu bara memasuki akhir tahun dengan kecenderungan stabil. Sentimen teknikal memberikan ruang pergerakan yang terbatas namun tetap positif. Pelaku pasar diharapkan mencermati level kunci dalam menentukan strategi perdagangan.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga CPO Diprediksi Masih Potensial Menguat Selama Perdagangan Minggu Ini

Harga CPO Diprediksi Masih Potensial Menguat Selama Perdagangan Minggu Ini

Pilihan Rumah Murah Tipe 36 di Jeneponto Sulsel Cocok Bagi Keluarga Baru

Pilihan Rumah Murah Tipe 36 di Jeneponto Sulsel Cocok Bagi Keluarga Baru

PLN Perluas Jumlah SPKLU Tiga Kali Lipat Sambut Libur Akhir Tahun 2025

PLN Perluas Jumlah SPKLU Tiga Kali Lipat Sambut Libur Akhir Tahun 2025

Produksi Nikel Ditata untuk Menjaga Keseimbangan Industri Nasional

Produksi Nikel Ditata untuk Menjaga Keseimbangan Industri Nasional

Dinamika Geopolitik Global Dorong Kenaikan Harga Minyak Dunia

Dinamika Geopolitik Global Dorong Kenaikan Harga Minyak Dunia