Rabu, 24 September 2025

Bank Indonesia Dorong Uang Beredar Nasional Tumbuh Positif

Bank Indonesia Dorong Uang Beredar Nasional Tumbuh Positif
Bank Indonesia Dorong Uang Beredar Nasional Tumbuh Positif

JAKARTA - Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mencatatkan pertumbuhan signifikan pada Agustus 2025.

M2 naik 7,6% secara tahunan menjadi Rp9.657,1 triliun, lebih tinggi dibanding Juli yang hanya tumbuh 6,5% yoy. Lonjakan ini menjadi sinyal positif bagi penguatan daya beli dan aktivitas ekonomi nasional.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Denny Ramdan, menjelaskan peningkatan ini terutama didorong oleh kenaikan komponen uang beredar sempit (M1) sebesar 10,5% yoy. Selain itu, uang kuasi juga naik 5,6% yoy yang berperan menjaga kestabilan likuiditas. Pergerakan ini mencerminkan adanya momentum perbaikan dalam transaksi masyarakat.

Baca Juga

IHSG Menembus Level 8.000 Dorong Semangat Pasar Modal Indonesia

Kenaikan uang beredar memperlihatkan kondisi perekonomian yang semakin sehat menjelang akhir tahun. Pertumbuhan ini menjadi indikator bahwa konsumsi rumah tangga, investasi, dan pembiayaan produktif semakin menguat. Dengan demikian, prospek ekonomi diharapkan tetap terjaga di tengah ketidakpastian global.

Peran Aktiva Luar Negeri Bersih

BI melaporkan aktiva luar negeri bersih mencatat pertumbuhan tinggi pada Agustus. Pencapaiannya meningkat 10,7% yoy atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 7,3% yoy. Total aktiva luar negeri bersih kini mencapai Rp2.024,9 triliun.

Pertumbuhan ini menunjukkan adanya arus masuk devisa dan transaksi eksternal yang kondusif. Kestabilan nilai tukar rupiah juga turut mendukung kenaikan cadangan devisa. Hal ini menciptakan ruang bagi kebijakan moneter yang lebih adaptif dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Penguatan aktiva luar negeri bersih memberikan sinyal kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi. Dukungan dari sektor ekspor serta penanaman modal asing menjadi pendorong utama perbaikan posisi eksternal. Faktor ini sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi menghadapi tekanan global.

Penyaluran Kredit Semakin Aktif

Selain dari sisi aktiva luar negeri, pertumbuhan uang beredar juga didorong oleh penyaluran kredit yang meningkat. Penyaluran kredit pada Agustus tumbuh 7,0% yoy, naik dari 6,7% yoy pada bulan sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan permintaan pembiayaan dunia usaha dan rumah tangga kian menguat.

Sektor perbankan terlihat semakin agresif mendukung pembiayaan produktif. Dukungan kredit kepada sektor riil dapat mempercepat pertumbuhan usaha kecil, menengah, dan korporasi. Hal ini juga membantu menjaga laju pemulihan ekonomi tetap berkelanjutan.

Kredit konsumsi dan investasi menjadi pendorong penting yang memperbesar aktivitas ekonomi domestik. Dorongan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan menciptakan lapangan kerja baru. Dengan begitu, daya beli masyarakat akan terus membaik.

Tagihan Bersih Pemerintah Pusat Pulih

Komponen lain yang mendorong pertumbuhan M2 adalah kenaikan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat. Pertumbuhannya mencapai 5,0% yoy, berbalik dari kontraksi 6,2% yoy pada Juli. Pemulihan ini mengindikasikan dukungan fiskal pemerintah terhadap perekonomian semakin nyata.

Peningkatan belanja negara menjadi salah satu faktor penggerak likuiditas. Program-program pemerintah seperti pembangunan infrastruktur, subsidi, dan bantuan sosial ikut memperlancar arus uang di masyarakat. Hal ini menciptakan efek berganda terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Dengan terjaganya sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal, stabilitas perekonomian nasional diperkirakan tetap solid. Peran pemerintah yang terus menggenjot belanja publik dapat menjadi katalis untuk mendorong daya saing ekonomi. Dampaknya akan terasa hingga akhir tahun.

Optimisme Ekonomi Terus Terjaga

Secara keseluruhan, kenaikan uang beredar menjadi sinyal positif bagi kinerja ekonomi nasional. Pertumbuhan M2 yang stabil mencerminkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan. Bank Indonesia diharapkan mampu menjaga momentum ini melalui kebijakan yang tepat.

Kolaborasi antara perbankan, sektor riil, dan pemerintah akan menjadi kunci menjaga pertumbuhan. Dengan dukungan distribusi kredit yang sehat dan arus dana yang lancar, roda perekonomian akan terus berputar. Optimisme ini diharapkan mampu menahan dampak perlambatan global.

Ke depan, penguatan digitalisasi sektor keuangan, peningkatan inklusi perbankan, dan efisiensi distribusi likuiditas akan semakin penting. Upaya ini akan memastikan pertumbuhan uang beredar mampu mendorong produktivitas ekonomi secara berkelanjutan.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Persyaratan KUR BRI 2025 Dorong UMKM Memperluas Usaha Lebih Cepat

Persyaratan KUR BRI 2025 Dorong UMKM Memperluas Usaha Lebih Cepat

Pertumbuhan BSI Kuartal Dua 2025 Dorong Optimisme Finansial

Pertumbuhan BSI Kuartal Dua 2025 Dorong Optimisme Finansial

Realisasi KPR Rumah Subsidi 2025 Tembus 221 Ribu Unit Terbangun

Realisasi KPR Rumah Subsidi 2025 Tembus 221 Ribu Unit Terbangun

Dana APBN untuk Pembangunan IKN Dipastikan Berlanjut Pemerintah

Dana APBN untuk Pembangunan IKN Dipastikan Berlanjut Pemerintah

Proyeksi OECD: Ekonomi Indonesia Diperkirakan Menguat 4,9 Persen

Proyeksi OECD: Ekonomi Indonesia Diperkirakan Menguat 4,9 Persen