Dorong Percepatan Ekonomi Rendah Karbon, BNI Telah Salurkan Rp182,2 Triliun Pembiayaan Berkelanjutan hingga Kuartal Pertama 2025
- Senin, 09 Juni 2025

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menegaskan komitmennya dalam mendukung percepatan transisi menuju ekonomi hijau melalui pembiayaan berkelanjutan. Bank pelat merah ini mencatat total penyaluran pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp182,2 triliun, yang mewakili 24 persen dari total portofolio kredit.
Langkah ini memperkuat posisi BNI sebagai institusi keuangan nasional yang secara aktif mengintegrasikan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) atau dikenal sebagai ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam model bisnisnya.
“Pembiayaan berkelanjutan menjadi strategi BNI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan prinsip keberlanjutan. Dinamika perubahan iklim juga mendorong sektor perbankan untuk berperan aktif dalam pembiayaan yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, dalam keterangan tertulis.
Baca JugaSurvei Menunjukkan Orang Tua Harap Anak Mandiri Finansial Di Usia 27
Fokus Pembiayaan Hijau Capai Rp72,8 Triliun
Dari total pembiayaan berkelanjutan tersebut, Rp72,8 triliun difokuskan untuk sektor pembiayaan hijau, termasuk proyek-proyek yang berkaitan dengan energi terbarukan, pengelolaan limbah, efisiensi energi, dan sektor-sektor lain yang mendukung pengurangan emisi karbon.
Menurut Okki, BNI tidak hanya memberikan pendanaan, tetapi juga berperan sebagai mitra strategis dalam mendampingi pelaku usaha menjalani proses transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Dorong Sustainability Linked Loans (SLL) ke Sektor Strategis
Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, BNI juga memperluas penyaluran pembiayaan berbasis Sustainability Linked Loans (SLL). Hingga saat ini, BNI telah menyalurkan Rp6 triliun pembiayaan SLL kepada berbagai sektor seperti agrifood, industri semen, baja, produk batu bara, dan kemasan.
“Pembiayaan ini ditujukan untuk mendorong peningkatan kinerja keberlanjutan perusahaan,” jelas Okki.
SLL merupakan bentuk pembiayaan yang mengaitkan persyaratan pinjaman dengan pencapaian target keberlanjutan tertentu oleh debitur. Hal ini sejalan dengan tren global yang mendorong keterlibatan sektor swasta dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Penerapan Kriteria Ketat: Debitur Wajib Miliki AMDAL dan Sertifikasi Lingkungan
Sebagai bagian dari mitigasi risiko lingkungan, BNI menerapkan Risk Acceptance Criteria (RAC) yang mencakup penilaian terhadap dampak perubahan iklim dan keberlanjutan usaha debitur. Dalam kriteria tersebut, calon debitur diwajibkan memenuhi berbagai syarat dokumen dan sertifikasi, terutama bagi sektor-sektor dengan risiko lingkungan tinggi seperti perkebunan kelapa sawit.
“Debitur juga diwajibkan memenuhi dokumen AMDAL, UPL/UKL, atau PROPER sesuai dengan sektor usahanya,” ujar Okki.
Selain itu, BNI juga mengharuskan kepemilikan sertifikasi RSPO/ISPO serta komitmen terhadap prinsip No Deforestation, No Peat, and No Exploitation (NDPE) sebagai bentuk tanggung jawab dalam aktivitas pembukaan lahan.
Komitmen pada Pembiayaan Bertanggung Jawab dan Transformasi Keuangan Hijau
BNI menekankan pentingnya selektivitas dalam menyalurkan pembiayaan, khususnya pada sektor-sektor yang menghasilkan emisi karbon tinggi. Bank ini berkomitmen hanya menyalurkan dana kepada entitas yang memiliki rencana transisi energi yang jelas dan terukur, serta memenuhi standar ESG.
Okki menambahkan bahwa transformasi menuju sistem keuangan hijau kini menjadi tuntutan tidak hanya dari regulator, tetapi juga dari pasar.
“BNI optimistis dapat mendorong transformasi menuju sistem keuangan hijau. Dengan pembiayaan berkelanjutan dan penerapan prinsip ESG, BNI berupaya mewariskan lingkungan sehat untuk generasi mendatang,” tegasnya.
Menuju Masa Depan Keuangan yang Berkelanjutan
Langkah-langkah strategis yang diambil BNI mencerminkan keseriusan sektor perbankan dalam merespons tantangan krisis iklim dan menjaga daya dukung lingkungan. Dengan terus memperkuat integrasi ESG dalam setiap proses bisnisnya, BNI memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat selaras dengan pelestarian lingkungan.
Sebagai bank yang memiliki jaringan luas dan posisi strategis di sektor keuangan Indonesia, BNI berpotensi menjadi motor penggerak utama dalam ekosistem keuangan berkelanjutan, memberikan dampak positif tidak hanya bagi pemegang saham tetapi juga bagi masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan.

Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Tarif Listrik Subsidi dan Non Subsidi Tidak Berubah Demi Jaga Stabilitas Ekonomi
- Selasa, 09 September 2025
Petani Rasakan Kenaikan NTP Nasional Disertai Harga Beras Premium Naik
- Selasa, 09 September 2025
Survei Menunjukkan Orang Tua Harap Anak Mandiri Finansial Di Usia 27
- Selasa, 09 September 2025
Berita Lainnya
Pertumbuhan Uang Primer Bank Indonesia Cerminkan Likuiditas Stabil Nasional
- Selasa, 09 September 2025
Investasi Ekonomi Kreatif Indonesia Capai Triliunan Rupiah Semester I
- Selasa, 09 September 2025
Terpopuler
1.
KUR BCA 2025 Dorong Pertumbuhan UMKM Lebih Cepat dan Optimal
- 09 September 2025
2.
Nikmati Kemudahan Bayar PBB dengan Layanan bjb T PBB
- 09 September 2025
3.
Persiapan Timnas Indonesia, Erick Thohir Soroti Laga Simulasi Strategis
- 09 September 2025
4.
Kereta Api Jadi Transportasi Pilihan Utama Warga Bojonegoro Surabaya
- 09 September 2025
5.
Arus Balik Penyeberangan Gilimanuk Lancar Meski Padat Kendaraan
- 09 September 2025