Edukasi Asuransi Perkuat Kesadaran Perlindungan Keluarga Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 11:02:26 WIB
Edukasi Tentang Asuransi Perkuat Kesadaran Perlindungan Keluarga Indonesia

JAKARTA - Kesadaran masyarakat Indonesia untuk memiliki asuransi masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia. Salah satu penyebab utama adalah minimnya pemahaman mengenai manfaat asuransi dan masih kuatnya kesalahpahaman yang beredar di masyarakat. Padahal, asuransi memiliki fungsi penting sebagai perlindungan jangka panjang yang bisa memberikan rasa aman bagi diri sendiri maupun keluarga.

Berdasarkan laporan IFG Progress, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia saat ini hanya mencapai 1,4 persen. Angka ini masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Vietnam di angka 2,2 persen, Filipina 2,5 persen, Malaysia 3,8 persen, Thailand 4,6 persen, dan Singapura yang mencapai 12,5 persen. Bahkan dua negara besar Asia, Tiongkok dan India, masing-masing memiliki penetrasi lebih tinggi dengan 3,9 persen dan 4,0 persen.

Direktur Bisnis Individu IFG Life, Fabiola Noralita, menyebutkan bahwa rendahnya literasi dan penetrasi asuransi mencerminkan masih banyaknya pekerjaan rumah dalam meningkatkan edukasi keuangan di Tanah Air.

“Banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa asuransi bukan sekadar biaya, melainkan investasi perlindungan jangka panjang bagi diri dan keluarga,” ujarnya.

Kesalahpahaman yang Perlu Diluruskan

Untuk mendorong kesadaran masyarakat, penting meluruskan sejumlah kesalahpahaman yang selama ini membuat banyak orang enggan memiliki asuransi. Ada empat hal utama yang kerap menjadi alasan menunda, padahal faktanya tidak sepenuhnya benar.

Pertama, anggapan bahwa klaim asuransi itu rumit.
Sebagian masyarakat merasa pengajuan klaim memakan waktu lama, sulit, dan membutuhkan biaya tambahan. Hal inilah yang membuat mereka enggan mengambil polis. Namun, menurut Fabiola, klaim justru dirancang agar mudah, cepat, dan transparan. Saat ini, pengajuan klaim tidak hanya dilakukan secara konvensional, tetapi juga dapat diajukan secara digital. Misalnya, IFG Life telah menyediakan layanan klaim melalui aplikasi One by IFG untuk memudahkan nasabah.

“Padahal, klaim asuransi sebenarnya dirancang untuk mudah, cepat, dan transparan. Selain pengajuan klaim konvensional, nasabah seperti IFG Life juga dapat mengajukan klaim secara digital melalui aplikasi One by IFG,” jelasnya.

Kedua, anggapan bahwa manfaat asuransi jiwa hanya bisa dirasakan setelah meninggal dunia.
Banyak orang menunda memiliki polis asuransi karena berpikir manfaatnya hanya akan dirasakan ahli waris. Faktanya, asuransi jiwa juga memberikan perlindungan finansial ketika pemegang polis menghadapi risiko penyakit kritis. Dengan demikian, manfaat asuransi tidak semata-mata berkaitan dengan kematian, tetapi juga melindungi keuangan keluarga saat menghadapi kondisi darurat kesehatan.

Ketiga, pandangan bahwa klaim sulit dilakukan di kota kecil.
Masih ada anggapan bahwa proses klaim hanya berjalan lancar di kota besar, sementara masyarakat di daerah akan kesulitan mengakses manfaat asuransi. Kenyataannya, klaim kini bisa dilakukan dengan mudah di berbagai wilayah. Digitalisasi layanan membantu nasabah di daerah untuk tetap mendapat akses klaim yang cepat dan transparan, tanpa harus datang ke kota besar.

Keempat, persepsi bahwa premi asuransi selalu mahal.
Banyak masyarakat menunda membeli asuransi karena merasa biaya premi tidak terjangkau. Padahal, premi bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing orang. Tidak perlu menunggu berpenghasilan besar untuk mulai memiliki proteksi, karena banyak produk asuransi yang menawarkan premi ringan sesuai kebutuhan.

Asuransi Sebagai Investasi Perlindungan

Melihat fakta di atas, asuransi sesungguhnya bukan beban biaya tambahan, melainkan bentuk investasi perlindungan. Dengan memiliki polis sejak dini, masyarakat dapat mengurangi risiko kerugian finansial besar di kemudian hari. Misalnya, biaya pengobatan penyakit kritis bisa saja menguras tabungan keluarga, tetapi dengan asuransi, beban tersebut bisa tertutupi.

Lebih jauh, asuransi juga berperan dalam meningkatkan stabilitas ekonomi keluarga. Ketika risiko terjadi, keluarga yang memiliki perlindungan tidak perlu terlalu khawatir dengan kondisi keuangan karena sudah ada cadangan dana dari manfaat asuransi.

Fabiola menekankan bahwa peningkatan literasi keuangan perlu dilakukan secara berkelanjutan. Edukasi mengenai manfaat asuransi bukan hanya tanggung jawab perusahaan asuransi, tetapi juga memerlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar masyarakat semakin paham dan mau berasuransi.

Membangun Kesadaran Sejak Dini

Masyarakat perlu menempatkan asuransi sebagai bagian penting dari perencanaan keuangan keluarga. Tidak harus menunggu tua atau mapan, asuransi justru ideal dimiliki sejak muda agar premi lebih ringan dan perlindungan bisa berjalan lebih lama. Dengan demikian, rasa aman dan kepastian dalam menghadapi risiko dapat lebih terjamin.

Minimnya kesadaran masyarakat saat ini memang masih menjadi tantangan. Namun, dengan adanya edukasi yang konsisten serta inovasi layanan digital dari perusahaan asuransi, hambatan ini perlahan bisa diatasi. Akses yang lebih mudah, transparan, dan cepat akan membuat masyarakat semakin percaya bahwa asuransi adalah solusi perlindungan yang realistis.

Kesalahpahaman yang dulu membuat banyak orang takut mengambil polis kini perlu diubah menjadi pemahaman baru. Asuransi bukan beban, melainkan penopang stabilitas finansial jangka panjang. Semakin banyak masyarakat menyadarinya, semakin kuat pula fondasi keuangan keluarga Indonesia di masa depan.

Terkini

7 Jenis Tabungan BCA, Biaya Admin, dan Bunganya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

Alasan Shopee PayLater Tidak Bisa Digunakan dan Solusinya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

Asuransi Mobil All Risk: Manfaat, Jenis, dan Keutungannya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

10 Makanan Pencegah Kanker, Pasti Dibenci Sel Tumor Ganas!

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

12 HP Gaming Murah 2025, Andal tanpa Mahal

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB