Rabu, 10 September 2025

10 Makanan Pencegah Kanker, Pasti Dibenci Sel Tumor Ganas!

10 Makanan Pencegah Kanker, Pasti Dibenci Sel Tumor Ganas!
makanan pencegah kanker

Jakarta - Makanan pencegah kanker merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat yang dapat membantu menurunkan potensi terjadinya penyakit berbahaya ini. 

Kanker masih menjadi salah satu kondisi yang ditakuti oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. 

Meski faktor genetik dan pengaruh lingkungan turut andil dalam perkembangannya, namun pola konsumsi sehari-hari juga berperan signifikan dalam menurunkan risiko terkena kanker. 

Baca Juga

7 Jenis Tabungan BCA, Biaya Admin, dan Bunganya

Sejumlah studi ilmiah menunjukkan bahwa asupan nutrisi dari makanan tertentu dapat membantu tubuh membangun pertahanan alami terhadap sel-sel yang rusak. 

Nutrisi seperti antioksidan, vitamin, serta senyawa bioaktif yang terkandung dalam berbagai bahan pangan alami mampu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah pertumbuhan sel abnormal. 

Mengetahui dan menerapkan informasi seputar makanan pencegah kanker adalah langkah cerdas dalam menjaga kesehatan jangka panjang.

Makanan Pencegah Kanker yang Baik Dikonsumsi Rutin

Kanker adalah salah satu penyakit yang paling mematikan secara global, sehingga menjaga pola makan yang tepat menjadi salah satu langkah penting dalam upaya pencegahan. 

Beberapa jenis makanan memiliki kandungan nutrisi tertentu yang diketahui mampu menghambat pertumbuhan sel abnormal di dalam tubuh. 

Inilah beberapa contoh makanan pencegah kanker yang bisa dikonsumsi secara rutin sebagai bagian dari gaya hidup sehat.

Blueberry

Blueberry dipenuhi dengan berbagai senyawa tanaman yang bermanfaat bagi otak, mata, dan jantung sekaligus memiliki potensi dalam mengurangi kemungkinan munculnya sel kanker. 

Kandungan gizinya mencakup serat, vitamin C, antosianin, flavonol, stilben, asam fenolik, flavan-3-ol, serta tannin. Meski disimpan beku, kandungan nutrisi dan fitokimianya tetap terjaga, menjadi pilihan sehat ketika buah segar tidak tersedia.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa komponen ini dapat meningkatkan kapasitas antioksidan di dalam darah serta melindungi DNA dari kerusakan. 

Namun, hasilnya masih beragam dan memerlukan studi lebih lanjut untuk memperjelas efek anti-kankernya. Nutrisi berserat pun terbukti membantu menurunkan risiko kanker kolorektal dan kelebihan berat badan. 

Kombinasi konsumsi buah dan sayuran non-pati juga dikaitkan dengan penurunan risiko kanker pada saluran pencernaan bagian atas. 

Bukti awal juga menunjuk pada manfaat vitamin C dalam menurunkan potensi beberapa jenis kanker tertentu seperti paru-paru, kolorektal, dan esofagus.

Tomat

Tomat dikenal sebagai sumber utama likopen—pigmen merah yang menjadi fokus peneliti dalam kaitannya dengan pencegahan kanker, menurut AICR. 

Selain itu, tomat juga mengandung vitamin A, vitamin C, serta senyawa lain seperti fitoen, fitofluen, dan beta-karoten.

Studi awal menghadirkan indikasi hubungan antara konsumsi tomat dan penurunan risiko kanker prostat, meskipun hasil ini menjadi kurang konsisten seiring meningkatnya kualitas penelitian. 

Kompleksitas faktor seperti jenis kanker, bentuk konsumsi tomat, dan interaksi dengan makanan lain membuat hubungan ini masih perlu dieksplorasi lebih lanjut.

Namun demikian, ada indikasi bahwa sayuran non-pati (seperti tomat) membantu menurunkan risiko kanker saluran pencernaan bagian atas, termasuk mulut, tenggorokan, esofagus, paru-paru, lambung, dan kolorektal. 

Bukti penerapan karotenoid juga menunjukkan potensi pengurangan risiko kanker paru-paru dan payudara (jenis yang tidak bergantung pada estrogen). 

Vitamin C dalam sayuran dan buah juga tampak berperan dalam membantu menurunkan risiko kanker paru-paru terutama pada perokok, serta tumor ganas pada kolon.

Wortel

Sayuran ini dikenal kaya akan karotenoid, poliasetilen seperti falcarinol, serta asam fenolat terutama asam klorogenat. 

Karotenoid seperti beta-karoten yang dominan di dalam wortel menjadi bahan penelitian utama, tetapi senyawa lain juga menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sayur non-pati seperti wortel diminum bersama buah dapat membantu menurunkan risiko kanker saluran pencernaan bagian atas—mulai dari mulut hingga kolorektal. 

Indikasi tambahan menyebut bahwa karotenoid mungkin turut mengurangi risiko kanker paru-paru dan payudara yang tidak bergantung pada estrogen.

Brokoli

Sayuran jenis cruciferous ini merupakan sumber glukosinolat, asam folat, flavonol, serat, vitamin C, dan karotenoid seperti lutein, zeaxanthin, serta beta-karoten. 

Agar nutrisinya tetap optimal, disarankan memasak brokoli dengan cepat, baik direbus, ditumis, atau dikukus sebentar.

Glukosinolat dalam brokoli menghasilkan senyawa sulforaphane yang dalam studi laboratorium mampu memperlambat pertumbuhan kanker prostat. 

Meski bukti pada manusia masih terbatas, konsumsi serat dalam brokoli juga dikaitkan dengan penurunan risiko kanker usus besar dan penyakit terkait obesitas. 

Beberapa studi juga menyarankan bahwa kombinasi sayuran non-pati dan buah dapat menurunkan risiko kanker paru-paru, payudara (ER-negatif), serta kanker kolorektal dan kandung kemih.

Kembang Kol

Mirip dengan brokoli, kembang kol kaya vitamin C dan berbagai fitokimia pelindung. Ia sering digunakan dalam masakan khas kawasan Mediterania, Timur Tengah, dan India—baik dimasak, dihaluskan untuk sup, atau disajikan mentah bersama saus.

Studi menunjukkan potensi perlindungan dari sayuran ini, meski data manusia masih beragam. Tren diet ‘makan pelangi’ menekankan bahwa warna putih kembang kol juga tidak boleh diabaikan. 

Mengonsumsi berbagai sayuran non-pati bersama buah secara konsisten dapat membantu menurunkan risiko kanker saluran pencernaan bagian atas dan kandung kemih. 

Bukti awal juga menunjukkan bahwa vitamin C dari sayuran dapat membantu menurunkan kemungkinan kanker paru-paru dan kolorektal.

Flaxseed
Biji tanaman rami ini merupakan sumber serat serta berbagai senyawa fitokimia, terutama lignan, yang dikenal memiliki aktivitas melawan kanker. 

Kandungan utama dalam biji ini meliputi serat, lignan, asam alfa-linolenat, gamma-tokoferol (sejenis vitamin E), dan asam fenolik. 

Disarankan untuk mengonsumsinya dengan jeda waktu minimal satu jam sebelum atau dua jam setelah minum obat agar tidak mengganggu penyerapan obat.

Minat terhadap peran biji ini dalam mencegah dan membantu pasien kanker payudara, prostat, dan kanker hormon lainnya terus meningkat, walaupun hasil penelitian masih beragam dan memerlukan studi lanjutan pada manusia.

Konsumsi makanan berserat terbukti dapat menurunkan kemungkinan kanker usus besar sekaligus membantu mengendalikan kenaikan berat badan, obesitas, dan kelebihan berat badan.

Jeruk
Jeruk adalah salah satu buah yang memiliki potensi melindungi tubuh dari kanker. Buah ini kaya akan vitamin C dan sejumlah senyawa fitokimia yang tengah diteliti karena manfaatnya bagi kesehatan. 

Kandungan penting dalam jeruk meliputi serat, flavanon, terpena pada kulit, serta vitamin C. Jeruk dapat bertahan segar hingga dua atau tiga minggu bila disimpan dalam lemari es, menjadikannya pilihan camilan sehat yang praktis.

Penelitian memperlihatkan jeruk dapat memberikan perlindungan antioksidan yang kuat, meskipun sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk jus, sehingga manfaatnya dalam bentuk segar dan pengaruh kandungan serat dan fitokimia masih perlu diteliti lebih lanjut.

Terdapat indikasi bahwa makanan kaya serat mampu mengurangi risiko kanker usus besar, sementara konsumsi buah dan sayuran non-pati dapat menurunkan risiko kanker pada saluran pencernaan bagian atas. 

Bukti terbatas juga menyebutkan bahwa buah-buahan, termasuk jeruk, berperan dalam menurunkan risiko kanker paru-paru (terutama pada perokok), kanker esofagus tipe skuamosa, serta kanker lambung tertentu. 

Vitamin C juga berpotensi mengurangi risiko kanker paru-paru dan kolorektal, selain buah dan sayuran non-pati yang dapat membantu menurunkan risiko kanker kandung kemih.

Strawberry
Buah ini memiliki kandungan vitamin C dan senyawa polifenol yang mendukung penurunan risiko kanker. 

Komponen utama stroberi mencakup vitamin C, serat, antosianin, asam fenolik, stilben, flavan-3-ol, dan tannin. Buah ini dapat dikonsumsi segar, dicampurkan dalam oatmeal atau sebagai camilan sehat tanpa perlu proses khusus.

Penelitian mengindikasikan bahwa konsumsi stroberi dan makanan berserat tinggi seperti buah secara umum dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kolorektal, saluran pencernaan atas, dan paru-paru. 

Vitamin C yang terkandung juga diyakini membantu menurunkan risiko kanker paru-paru dan kolorektal.

Anggur
Anggur mengandung berbagai senyawa seperti flavonol, asam fenolat, resveratrol, flavan-3-ol, antosianin (terutama pada anggur merah dan ungu), serta tannin, khususnya proantosianidin, yang memiliki potensi dalam pencegahan kanker. 

Penelitian sedang berjalan terkait bagaimana senyawa dari biji dan kulit anggur ini dapat memengaruhi ekspresi gen yang berhubungan dengan kanker.

Bukti menunjukkan bahwa konsumsi gabungan sayuran non-pati dan buah dapat mengurangi risiko kanker pada saluran pencernaan bagian atas seperti mulut, faring, laring, esofagus, paru-paru, lambung, dan usus besar. 

Bukti terbatas juga menyarankan buah dapat menurunkan risiko kanker paru-paru pada perokok atau mantan perokok, serta kanker esofagus tipe skuamosa. 

Selain itu, konsumsi gabungan tersebut juga dikaitkan dengan penurunan risiko kanker kandung kemih. 

Anggur dapat dinikmati langsung sebagai camilan atau diolah dalam berbagai hidangan seperti salad, tumisan, hingga pizza untuk menambah variasi rasa.

Raspberry
Raspberry memiliki kemampuan antioksidan dan antiinflamasi yang dapat berkontribusi dalam perlindungan terhadap kanker, berdasarkan studi laboratorium.

Kandungan penting dalam raspberry meliputi serat, vitamin C, antosianin, ellagitannin, dan asam fenolik. 

Raspberry beku dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam yogurt sehat tanpa tambahan gula.
Penelitian menunjukkan bahwa kandungan serat tinggi dan ellagitannin dalam raspberry dapat membantu mengurangi risiko kanker. Aktivitas ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan mikrobiota usus individu.

Makanan berserat tinggi terbukti dapat menurunkan risiko kanker kolorektal serta membantu mengendalikan berat badan. 

Konsumsi buah dan sayuran non-pati bersama-sama juga dapat menurunkan risiko kanker saluran pencernaan bagian atas. 

Bukti terbatas menyebutkan bahwa raspberry juga dapat berperan dalam mengurangi risiko kanker paru-paru dan esofagus, sementara kombinasi buah dan sayur non-pati membantu menurunkan risiko kanker kandung kemih. 

Vitamin C dari makanan ini juga berkontribusi dalam pengurangan risiko kanker paru-paru dan kolorektal.

Sebagai penutup, Itulah deretan makanan pencegah kanker, jika dimakan secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko berkembangnya berbagai jenis kanker secara alami.

Enday Prasetyo

Enday Prasetyo

wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Makanan Sehat Adalah: Kriteria, Ragam, dan Manfaatnya

Makanan Sehat Adalah: Kriteria, Ragam, dan Manfaatnya

Kredit Mobil Syariah: Sistem, Keuntungan, dan Penyedianya

Kredit Mobil Syariah: Sistem, Keuntungan, dan Penyedianya

Cek Tarif Kirim Motor lewat Pos Indonesia hingga JNE

Cek Tarif Kirim Motor lewat Pos Indonesia hingga JNE

9 Rumah Sakit Terbaik di Bali dengan Berbagai Poli Khusus

9 Rumah Sakit Terbaik di Bali dengan Berbagai Poli Khusus

7 Jenis Tabungan BCA, Biaya Admin, dan Bunganya

7 Jenis Tabungan BCA, Biaya Admin, dan Bunganya