Rabu, 10 September 2025

5 Cara Membuat Buku Keuangan Pribadi serta Tujuannya

5 Cara Membuat Buku Keuangan Pribadi serta Tujuannya
cara membuat buku keuangan pribadi

Cara membuat buku keuangan pribadi adalah langkah yang wajib dipahami oleh semua orang, karena tidak semua orang memiliki kemampuan atau kebiasaan melakukannya.

Banyak yang beranggapan bahwa mencatat alur keuangan hanya relevan bagi para pengusaha. Namun, kenyataannya, setiap orang sebaiknya membiasakan diri mencatat pemasukan dan pengeluaran secara rutin dan teratur.

Penasaran bagaimana caranya? Yuk, simak pembahasan lengkapnya di bawah ini untuk mengetahui cara membuat buku keuangan pribadi dengan mudah.

Baca Juga

KUR Mandiri 2025 Dukung Pertumbuhan Usaha Mikro Kreatif Secara Optimal

Tipe Neraca Keuangan Pribadi

Secara umum, terdapat dua jenis format laporan keuangan bulanan dalam Excel yang bisa dijadikan referensi. Berikut adalah dua tipe neraca keuangan pribadi yang perlu kamu pahami:

1. Laporan Arus Kas Pribadi (Personal Cash Flow Statement)

Laporan arus kas pribadi merupakan dokumen keuangan yang memuat informasi mengenai aliran uang masuk dan keluar.

Dengan kata lain, laporan ini berfungsi untuk mencatat pemasukan serta pengeluaran pribadimu dalam periode tertentu. Ada tiga elemen utama dalam laporan ini, yaitu:

a. Cash Flow Masuk

Cash flow masuk mencakup semua sumber pendapatan yang kamu miliki.

Beberapa contoh yang dapat dicatat adalah gaji bulanan, upah kerja, pendapatan tambahan, bunga tabungan, deposito, dividen investasi, hasil penjualan aset pribadi (seperti kendaraan, kios, atau rumah), serta sumber penghasilan lainnya.

b. Cash Flow Keluar

Sebaliknya, cash flow keluar berisi daftar pengeluaran yang dilakukan selama periode tersebut.

Ini bisa mencakup biaya sewa rumah, kebutuhan makan, belanja bulanan, tagihan listrik, tagihan air, ongkos transportasi, dan berbagai pengeluaran lainnya.

Fungsi utama bagian ini adalah memberikan gambaran tentang ke mana uangmu digunakan.

c. Cash Flow Bersih

Arus kas bersih atau net cash flow adalah hasil selisih antara arus kas masuk dan keluar.

Tujuan utama dari laporan ini adalah untuk membantumu memahami kondisi keuangan pribadi.

Jika arus kas bersih menunjukkan angka positif, itu berarti pemasukanmu lebih besar daripada pengeluaran, sehingga kamu memiliki sisa uang di akhir periode. Sebaliknya, jika nilainya negatif, maka pengeluaranmu melebihi pemasukan.

Memahami arus kas bersih sangat penting karena dapat menjadi alat untuk mengevaluasi kondisi keuanganmu. Dari sana, kamu dapat merencanakan langkah-langkah yang lebih efektif untuk mengelola keuangan agar tetap berada dalam kondisi yang sehat dan stabil.

2. Laporan Neraca Keuangan Pribadi (Personal Balance Sheet)

Laporan neraca keuangan pribadi adalah jenis laporan yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai jumlah kekayaanmu dalam periode tertentu. Secara umum, laporan ini mencakup beberapa elemen penting yang perlu dicatat, yaitu:

a. Aset

Aset mengacu pada semua sumber daya yang memiliki nilai dan dapat dikonversi menjadi uang. Berikut adalah beberapa jenis aset yang biasanya dimiliki:

1. Kas

Kas mencakup uang tunai yang kamu miliki, baik yang ada di tangan, disimpan di dompet, rekening tabungan, rekening giro, atau tempat lain yang mudah diakses.

2. Aset Berwujud (Tangible Assets)

Aset berwujud adalah sumber daya yang memiliki bentuk fisik dan dapat dilihat, seperti rumah, kendaraan (mobil atau motor), perhiasan, aksesori, dan barang berharga lainnya.

3. Aset Tak Berwujud (Intangible Assets)

Berbeda dari aset berwujud, aset tak berwujud adalah sumber daya non-fisik yang memiliki nilai, seperti saham, royalti, atau obligasi.

4. Aset Cair (Liquid Assets)

Aset cair adalah aset yang dapat dengan mudah dan cepat dikonversi menjadi uang tunai tanpa penurunan nilai yang berarti, seperti saham dan obligasi.

Laporan neraca keuangan pribadi ini penting untuk membantu kamu memahami posisi keuanganmu secara lebih rinci. 

Dengan mencatat semua aset yang dimiliki, kamu dapat mengelola kekayaanmu dengan lebih baik dan membuat keputusan finansial yang lebih tepat.

5. Aset Pendapatan Tetap (Fixed-Income Assets)

Aset pendapatan tetap merujuk pada uang yang dipinjamkan sebagai bentuk investasi dengan tujuan mendapatkan bunga.

Contoh dari jenis aset ini meliputi sertifikat deposito atau surat berharga lainnya.

6. Aset Ekuitas (Equity Assets)

Aset ekuitas adalah aset yang berupa kepemilikan di suatu perusahaan, seperti saham, reksadana, atau rekening pensiun.

a. Liabilities

Liabilities adalah semua kewajiban berupa hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu tertentu.

Beberapa contoh liabilities meliputi cicilan mobil, cicilan KPR rumah, saldo kartu kredit, serta bentuk pinjaman lainnya.

b. Net Worth (Kekayaan Bersih)

Net worth, atau kekayaan bersih, adalah nilai total kekayaan seseorang yang dihitung dengan mengurangi total kewajiban (liabilities) dari semua aset yang dimiliki.

Laporan neraca keuangan pribadi ini memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi keuangan seseorang. Dengan mengetahui nilai kekayaan bersih, kamu dapat mengevaluasi dan merencanakan keuanganmu untuk mencapai tujuan finansial yang lebih baik.

Tujuan Membuat Buku Keuangan Pribadi

1. Membantu Mengatur Pengeluaran

Orang yang tidak mencatat keuangannya cenderung memiliki kebiasaan belanja yang lebih konsumtif.

Mereka sering kali tidak menyadari bahwa pengeluaran sudah membengkak hingga akhirnya merasakan dampaknya, seperti kehabisan uang gaji di pertengahan bulan.

Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pencatatan pemasukan dan pengeluaran pribadi, sehingga mereka tidak sadar bahwa pola belanja mereka sudah membebani kondisi keuangan bulanan.

Masalah ini dapat diatasi dengan membuat buku keuangan pribadi.

Dengan adanya laporan keuangan, kamu dapat menentukan prioritas pengeluaran, membedakan mana yang penting dan mana yang bisa dikurangi atau ditunda.

Langkah ini akan mendekatkanmu pada tujuan finansial yang ingin kamu capai.

2. Mengalokasikan Dana Darurat dan Investasi

Dana darurat dan investasi merupakan dua elemen penting untuk mencapai kemandirian finansial. Sebisa mungkin, kamu perlu menyisihkan sebagian penghasilan untuk kedua pos ini.

Selain membantu mengelola pengeluaran, pencatatan keuangan juga mempermudah perencanaan investasi dan pengalokasian dana darurat.

Ketika kondisi keuangan tercatat dengan baik, kamu dapat mengetahui dengan pasti berapa dana yang bisa diinvestasikan tanpa membebani kebutuhan utama.

Begitu pula dengan dana darurat, pencatatan keuangan memberimu gambaran yang jelas mengenai jumlah dana yang bisa disisihkan secara rutin.

Dengan begitu, baik investasi maupun dana darurat dapat teralokasi secara optimal tanpa mengganggu pengeluaran rutin.

3. Mengamankan Tujuan Finansial

Membuat buku keuangan pribadi juga bertujuan untuk menjaga keamanan finansialmu.

Ketika kamu mampu merencanakan pemasukan dan pengeluaran dengan efisien, kamu dapat mengantisipasi risiko kekurangan dana, terutama dalam situasi darurat.

Hal ini membantu mengurangi dampak buruk yang mungkin terjadi pada keuanganmu di masa depan. Dengan perencanaan yang matang, kamu dapat menjaga stabilitas keuangan sekaligus mencapai tujuan finansial yang diinginkan.

Cara Membuat Buku Keuangan Pribadi

Mengelola keuangan dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran adalah kunci untuk mencapai stabilitas finansial. Berikut ini cara membuat buku keuangan pribadi yang perlu diketahui.

1. Membuat Spreadsheet untuk Pencatatan

Langkah pertama dalam membuat buku keuangan pribadi adalah menggunakan spreadsheet sebagai alat pencatatan.

Buatlah spreadsheet sederhana yang mencakup poin-poin penting seperti aset, liabilitas, dan arus kas (cash flow). Tambahkan juga kolom khusus untuk menghitung kekayaan bersih (net worth) agar datamu lebih lengkap.

Sebelum mulai mengisi spreadsheet, kamu dapat memanfaatkan aplikasi notes di ponsel untuk mencatat pengeluaran harianmu. Dengan cara ini, setiap pengeluaran dapat didokumentasikan tanpa ada yang terlewat.

Setelah itu, data dari notes tersebut bisa kamu pindahkan ke spreadsheet agar lebih terorganisir dan rapi.

2. Mencatat Semua Daftar Aset dan Nilainya

Langkah berikutnya adalah membuat daftar aset yang kamu miliki beserta nilai masing-masing.

Identifikasi seluruh asetmu, kemudian catat nilainya dalam bentuk rupiah pada spreadsheet yang sudah kamu siapkan sebelumnya.

Contoh aset yang bisa kamu masukkan adalah uang tunai yang ada di dompet, rekening bank, atau tempat penyimpanan lainnya.

Selain itu, rumah, kendaraan, dan properti lainnya juga termasuk dalam daftar aset yang harus dicatat.

Jika kamu memiliki aset ekuitas seperti saham, reksadana, atau investasi lainnya, pastikan untuk memasukkannya ke dalam daftar. Dengan mencatat semua aset secara rinci, kamu akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi keuanganmu.

3. Mencatat Daftar Liabilitas

Selain mencatat aset, kamu juga perlu menyusun daftar liabilitas yang dimiliki.

Liabilitas, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adalah segala kewajiban yang harus kamu bayar secara periodik.

Langkah berikutnya dalam membuat buku keuangan pribadi adalah mencatat semua liabilitas tersebut dalam kolom khusus pada spreadsheet.

Pastikan untuk tidak melewatkan satu pun kewajiban utang, seperti tagihan listrik, tagihan air, cicilan KPR, cicilan kendaraan, atau tagihan kartu kredit.

Selain itu, tambahkan juga pengeluaran rutin lainnya, seperti biaya servis kendaraan, hutang pay later setelah belanja online, dan kewajiban serupa lainnya. 

Dengan mencatat semua liabilitas secara rinci, kamu dapat memahami kewajiban finansialmu dengan lebih jelas.

4. Menghitung Keseluruhan Net Worth

Langkah terakhir dalam membuat buku keuangan pribadi adalah menghitung kekayaan bersih (net worth) secara keseluruhan.

Setelah kamu mencatat seluruh aset dan liabilitas beserta nilainya, langkah berikutnya adalah menjumlahkan total aset dan liabilitas tersebut.

Setelah total masing-masing diketahui, hitunglah selisih antara aset dan liabilitas. Net worth, seperti yang telah dijelaskan, adalah hasil dari pengurangan total aset dengan total liabilitas.

Sebagai contoh, jika kamu memiliki total aset senilai Rp100 juta dan total liabilitas sebesar Rp10 juta, maka kekayaan bersihmu adalah Rp90 juta.

Dengan mengetahui nilai net worth, kamu dapat memahami kondisi keuanganmu secara lebih mendalam dan membuat rencana yang lebih baik untuk masa depan.

5. Membuat Laporan Cash Flow

Langkah terakhir dalam membuat buku keuangan pribadi adalah menyusun laporan cash flow. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selain laporan net worth, laporan cash flow juga merupakan bagian penting dari neraca keuangan pribadi.

Buat laporan cash flow secara terpisah dari laporan net worth. Dalam laporan ini, catat semua arus kas bulanan, baik yang masuk maupun keluar, secara rutin dan teratur.

Tuliskan setiap sumber pemasukan, seperti gaji bulanan, hasil investasi, pendapatan tambahan, atau penghasilan dari usaha.

Selanjutnya, catat seluruh pengeluaran bulananmu. Mulailah dari pengeluaran yang bersifat rutin, seperti tagihan listrik, tagihan air, belanja bulanan, dan cicilan rumah. 

Jangan lupa juga mencatat pengeluaran sesekali, seperti membeli barang hobi, jajan, atau pengeluaran lainnya yang tidak terjadwal.

Setelah semua arus kas masuk dan keluar tercatat dengan disiplin, hitunglah selisih antara keduanya untuk mendapatkan arus kas bersih.

Arus kas bersih ini menjadi indikator penting yang membantu kamu menentukan langkah pengelolaan keuangan.

Jika arus kas bersih menunjukkan angka positif, itu berarti pendapatanmu lebih besar daripada pengeluaran, yang merupakan kondisi finansial yang baik.

Namun, jika arus kas bersih negatif, artinya pengeluaranmu lebih besar daripada pendapatan.

Dalam kondisi arus kas negatif, kamu dapat memanfaatkan laporan cash flow untuk mengidentifikasi pengeluaran yang kurang penting. Setelah itu, atur ulang prioritas pengeluaranmu dengan mengurangi atau menunda pengeluaran yang tidak mendesak.

Selain itu, kondisi negatif ini juga bisa menjadi tanda bahwa kamu perlu mencari cara untuk meningkatkan pendapatan agar arus kas masuk lebih besar.

Dengan laporan cash flow yang terorganisir, kamu dapat melakukan analisis keuangan secara mendalam. Kamu juga dapat merencanakan masa depan dengan menetapkan persentase alokasi dana untuk tabungan, dana darurat, dan investasi.

Semua ini dapat dilakukan dengan mudah karena semua data keuanganmu telah tercatat dengan baik dalam buku laporan keuangan pribadi.

Sebagai penutup, dengan mengikuti cara membuat buku keuangan pribadi, kamu bisa lebih mudah mengelola keuangan dan mencapai tujuan finansial yang diinginkan.

Rian Murdani

Rian Murdani

wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Belanja Online Harbolnas 2025 Pacu Penjualan UMKM Nasional

Belanja Online Harbolnas 2025 Pacu Penjualan UMKM Nasional

Harga Emas Antam Naik Signifikan, Investor Optimis Raih Keuntungan

Harga Emas Antam Naik Signifikan, Investor Optimis Raih Keuntungan

IHSG Berpotensi Pulih, Investor Cermati Rekomendasi Saham Strategis

IHSG Berpotensi Pulih, Investor Cermati Rekomendasi Saham Strategis

Pasar Asuransi Banjir di Asia Pasifik Mencatat Laju Positif

Pasar Asuransi Banjir di Asia Pasifik Mencatat Laju Positif

KUR BNI 2025 Dorong UMKM Raih Modal Usaha Lebih Optimal

KUR BNI 2025 Dorong UMKM Raih Modal Usaha Lebih Optimal