Harga Minyak Anjlok Akibat Desakan Donald Trump pada OPEC: Apa yang Terjadi?
- Jumat, 24 Januari 2025

Harga minyak dunia kembali mengalami tekanan, dengan minyak mentah Amerika Serikat turun sebesar 82 sen atau 1,09 persen menjadi USD 74,62 per barel, sementara Brent, acuan internasional, sempat terpeleset 71 sen atau 0,9 persen menjadi USD 78,29 per barel. Pergerakan harga yang relatif tenang di awal sesi berubah drastis setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan mengejutkan tentang peran OPEC dalam harga minyak global.
Intervensi Trump dan Tuduhan terhadap OPEC
Selama pidatonya, Donald Trump secara terbuka menuduh Arab Saudi dan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bertanggung jawab atas harga minyak yang tinggi. Trump menekankan bahwa harga minyak yang tinggi adalah faktor yang memperpanjang konflik di Ukraina, menyatakan bahwa penurunan harga minyak global akan mempercepat berakhirnya perang tersebut. "Saya juga akan meminta Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan biaya minyak," ujar Trump. "Jika harga turun, perang Rusia-Ukraina akan segera berakhir,” tambahnya.
Pernyataan Trump merujuk pada peran kunci Rusia, salah satu anggota OPEC+, dalam ekspor minyak dunia. Pemasukan dari penjualan minyak menjadi salah satu sokongan utama bagi upaya perang Rusia di Ukraina, dan hal ini memicu tanggapan keras dari sejumlah pihak.
OPEC+ dan Pengaruhnya terhadap Pasar Minyak
Dalam beberapa tahun terakhir, OPEC+—koalisi antara negara OPEC dan sekutu seperti Rusia—telah berupaya mengendalikan harga minyak di pasar internasional. Melalui kebijakan pembatasan produksi, termasuk penahanan 2,2 juta barel per hari dari pasar global, OPEC+ berusaha menjaga stabilitas harga. Langkah ini mendapat sorotan dari banyak negara konsumen yang menginginkan harga minyak lebih terjangkau.
Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC, bersama Rusia, kerap kali berada di pusat perhatian karena kemampuannya memanipulasi output minyak untuk mencapai target harga tertentu. Dalam komentar tambahannya, Trump mengatakan, "Arab Saudi dan Rusia berkoordinasi untuk memengaruhi harga global melalui OPEC+. Rusia, Arab Saudi dan enam anggota kelompok lainnya telah menahan 2,2 juta barel per hari dari pasar global untuk menjaga harga pasar agar tidak terlalu jatuh."
Dinamika Pasar dan Tanggapan Internasional
Awal tahun ini, pasar minyak menghadapi tantangan dari produksi yang semakin melimpah di Amerika Serikat dan permintaan yang melambat di China. Meskipun demikian, OPEC+ sepakat pada Desember lalu untuk memperpanjang pemotongan produksi setidaknya hingga Maret 2025, dengan tujuan meredam efek dari produksi berlebih dan menjaga keseimbangan harga.
Namun, tekanan untuk mengubah strategi masih kuat. Banyak negara bergantung pada harga minyak lebih murah untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi pasca-pandemi, terutama negara berkembang yang anggarannya terbebani oleh tingginya biaya energi.
Pandangan Analis dan Prospek Ke Depan
Para analis pasar energi menilai, intervensi politik seperti yang dilakukan Trump dapat memperkeruh situasi, sekaligus menciptakan ketidakpastian di kalangan pelaku pasar. Dalam pandangan mereka, ketegangan yang ditimbulkannya cenderung meningkatkan volatilitas harga. "Pernyataan semacam itu memicu reaksi cepat di pasar, namun dampak jangka panjang tergantung pada kebijakan aktual yang diambil oleh negara-negara kunci," ujar seorang analis energi.
Kondisi geopolitik, termasuk situasi antara Ukraina dan Rusia, serta kebijakan besar oleh OPEC+, akan terus mempengaruhi harga dan dinamika pasar minyak ke depan. Di tengah ketidakpastian ini, konsumen dan pelaku bisnis dituntut untuk tetap tanggap terhadap perubahan dan mengantisipasi fluktuasi harga energi.
Sementara itu, OPEC+ diharapkan akan terus memantau situasi dan menyesuaikan kebijakan produksinya sesuai dengan perkembangan ekonomi global. Pengaruh politik yang semakin dominan dalam perdebatan ini menunjukkan betapa eratnya hubungan antara energi, ekonomi, dan diplomasi internasional. Apakah saran dan tekanan dari tokoh-tokoh berpengaruh seperti Trump bisa menyentuh kebijakan kongkret dari OPEC atau negara-negara produsen, masih menjadi tanda tanya besar. Dalam jangka pendek, dunia akan memantau dengan seksama bagaimana pasar minyak beradaptasi dengan realitas baru ini.
Baca JugaBerapa Pajak Mobil Listrik 2025? Dasar Hukum, Cara Hitung dan Daftar Tarif

Mazroh Atul Jannah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Timnas Futsal Indonesia Kalahkan Denmark, Amankan Gelar CFA Futsal
- Jumat, 12 September 2025
Turki Catat Sejarah Baru di Bola Voli, Kini Naik Peringkat Tiga Dunia
- Jumat, 12 September 2025
Tiga Wakil Badminton Indonesia Siap Hadapi Perempat Final Hong Kong Open
- Jumat, 12 September 2025
Jadwal Lengkap Kejuaraan Dunia Bola Voli Putra FIVB World Championship 2025
- Jumat, 12 September 2025
Arsenal Percepat Pembicaraan Kontrak Dua Bintang Utama Saka dan Saliba
- Jumat, 12 September 2025
Berita Lainnya
Van Dijk Ungkap Giroud Lawan Terberat Sepanjang Karier di Liverpool
- Kamis, 11 September 2025
Proyek Tol Infrastruktur Jalan Tingkatkan Mobilitas Nasional dan Daerah
- Kamis, 11 September 2025
Terpopuler
1.
Manchester City dan Manchester United Siap Hadapi Derbi Menegangkan
- 12 September 2025
2.
Industri Properti Indonesia Terapkan Standar Keberlanjutan Terbaru
- 12 September 2025
3.
Optimisme Pertumbuhan Kredit Bank OJK Dorong Ekonomi Nasional
- 12 September 2025
4.
Optimisme Penjualan Eceran Bank Indonesia Dorong Pertumbuhan Nasional
- 12 September 2025