
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan perubahan signifikan dalam mekanisme lelang wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas). Dari sebelumnya dilakukan secara bertahap, lelang kini direncanakan berlangsung serentak untuk semua blok yang tersedia. Langkah ini dianggap krusial untuk mempercepat pencapaian target produksi minyak siap jual (lifting) hingga 900.000 barel per hari pada 2029.
Strategi Baru Lelang WK
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menekankan bahwa skema bertahap tidak lagi efektif jika pemerintah ingin meningkatkan produksi migas lebih cepat. Dengan pola serentak, seluruh blok migas yang tersedia akan langsung ditawarkan sekaligus, sehingga investor memiliki opsi yang lebih luas.
Baca Juga
“Kalau dibuat bertahap seperti itu, ya ini target untuk peningkatan lifting tidak akan tercapai. Jadi ya kita memiliki wilayah yang akan kita tawarkan, [ada] 75 [wilayah kerja/WK]. Seperti di toko, jadi kita pajangkan saja semua,” ujar Yuliot.
Penawaran blok migas serentak ini ditargetkan dapat dieksekusi dalam waktu dekat. Pola baru ini juga dirancang untuk menjadi mekanisme permanen, bukan hanya sekadar percobaan.
“Nanti [jika] ada badan usaha yang berminat, ‘saya mau di blok ini, di blok ini, di blok ini’, nanti berdasarkan badan usaha, mereka tertarik dua atau tiga, ya itu yang kita kompetisikan. Jadi polanya kita ubah,” jelas Yuliot.
Persiapan dan Jadwal Lelang
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menambahkan pemerintah telah menyiapkan 17 WK untuk ditawarkan pada tahun ini. Meski demikian, Laode belum bisa memastikan jadwal pasti lelang berikutnya.
“Nanti kami umumkan kembali. Nanti kita lapor dulu ya. Nanti bocorannya. Saya lebih suka kalau sudah ada output dan outcome, baru bicara. Kalau baru mulai, saya belum bisa ini [berkomentar dahulu],” ujar Laode.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya penyederhanaan regulasi dalam proses lelang WK migas. Reformasi aturan ini dianggap perlu agar target lifting 1 juta bph pada periode 2029–2030 bisa tercapai.
“Saya minta untuk melakukan reformasi berbagai regulasi yang menghambat proses percepatan terhadap pelelangan wilayah kerja,” kata Bahlil.
Bahlil menargetkan pemerintah membuka penawaran 60 WK potensial hingga 2028, namun mempercepat lelang serentak diharapkan memungkinkan lebih banyak blok dilelang lebih awal.
Respons Industri dan Investor
Rencana lelang serentak mendapatkan tanggapan beragam dari kalangan industri dan pengamat. Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas), Moshe Rizal, menyatakan mekanisme ini sah-sah saja, namun yang lebih menentukan minat investor adalah kualitas aset yang ditawarkan, bukan jumlah WK atau pola lelang.
“Bukan masalah mau serentak atau bertahap, tapi seberapa menarik barang yang ditawarkan. Investor itu akan melihat kualitasnya dulu,” ujar Moshe.
Menurut Moshe, daya tarik lelang migas sangat bergantung pada ketersediaan dan kelengkapan data setiap WK. Semakin lengkap data yang tersedia, semakin kecil risiko yang ditanggung investor.
“Kalau datanya minim, investor cenderung enggan masuk karena tidak mau gambling. Sama seperti jualan barang, spesifikasi harus jelas dan lengkap,” tambahnya.
Ia menekankan pentingnya pemerintah memprioritaskan kualitas WK, bukan sekadar mengejar kuantitas. Negara-negara yang berhasil dalam proses bidding biasanya menyiapkan data geologi dan geofisika secara matang, sehingga meningkatkan keyakinan investor. Selain itu, kepastian regulasi jangka panjang tetap menjadi faktor utama.
“Insentif bisa ditawarkan, tapi harus ada jaminan regulasi yang solid dan konsisten jangka panjang,” tegas Moshe.
Moshe menambahkan bahwa pemerintah hanya memiliki satu kesempatan untuk menarik investor. Jika WK ditawarkan namun tidak menarik, peluang untuk menjual kembali blok tersebut akan semakin kecil.
“Sekali ditawarkan ke investor, peluang itu harus sudah benar-benar matang. Kalau tidak, nilai WK tersebut bisa turun di mata investor,” ujarnya.
Perspektif Praktisi dan Akademisi
Founder & Advisor ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto, menilai bahwa daya tarik lelang lebih ditentukan oleh prospektivitas blok, kualitas data, dan fiscal terms yang ditawarkan. Menurutnya, pilihan serentak atau bertahap lebih mencerminkan kesiapan pemerintah.
“Tapi kalau ada WK yang belum diminati, bisa saja ditawarkan lagi di periode berikutnya,” jelas Pri Agung.
Praktisi migas, Hadi Ismoyo, menyatakan ide lelang serentak cukup positif karena memberi investor lebih banyak alternatif. Meski begitu, dia menekankan bahwa mekanisme ini tidak otomatis menjamin tingginya partisipasi investor. Investor tetap memperhatikan commercial terms, data teknis, besar sumber daya, dan lokasi pasar, khususnya untuk sektor gas.
Pengamat ekonomi energi Universitas Padjajaran, Yayan Satyaki, menambahkan keberhasilan lelang 75 WK sangat tergantung pada kapasitas kelembagaan, terutama SKK Migas.
“Jika sebagian besar WK itu sudah terdokumentasi dengan baik, idealnya bisa dilakukan. Proses review, evaluasi, dan due diligence memang lama, tapi doable jika sumber daya kelembagaannya kuat,” kata Yayan.
Ia juga menekankan perlunya transparansi dan kepastian data sebelum lelang. Data WK Migas harus akurat agar proses due diligence antara pemerintah dan investor dapat berjalan lancar.
Perubahan mekanisme lelang WK migas dari bertahap menjadi serentak menandai langkah strategis pemerintah dalam mengejar target produksi minyak dan gas bumi. Walau mendapat respons beragam dari industri dan pengamat, keberhasilan skema ini diprediksi sangat bergantung pada kualitas data, prospektivitas blok, kepastian regulasi, dan kesiapan kelembagaan. Dengan persiapan matang, pola lelang serentak berpotensi mempercepat pencapaian target lifting nasional hingga 900.000 bph, sekaligus memberikan investor lebih banyak pilihan blok untuk ditawarkan.

Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
BCA Life Catat Tren Kenaikan Klaim Penyakit Kritis, Kesadaran Deteksi Dini
- Senin, 08 September 2025
Berita Lainnya
Erick Thohir: Laga Timnas Indonesia vs Lebanon Simulasi Piala Dunia
- Senin, 08 September 2025
SIM Keliling Jakarta Buka Lagi, Perpanjang SIM Praktis Tanpa Satpas
- Senin, 08 September 2025
Terpopuler
1.
BPJS Kesehatan Terapkan Skrining Wajib untuk Peserta JKN KIS
- 08 September 2025
2.
Danantara Catatkan Performa Gemilang Enam Bulan Pertama
- 08 September 2025
3.
Jasa Marga Catat Lonjakan Lalu Lintas Tol Regional Nusantara Saat Libur
- 08 September 2025
4.
Wijaya Karya Bergerak Strategis untuk Membuka Suspensi Saham di BEI
- 08 September 2025
5.
Adhi Karya Siapkan Strategi Pendanaan Proyek LRT Jabodebek Tahap II
- 08 September 2025