Selasa, 23 September 2025

Masalah Kesehatan Mental Gen Z, Alasan dan Cara Menjaganya

Masalah Kesehatan Mental Gen Z, Alasan dan Cara Menjaganya
kesehatan mental gen z

Kesehatan mental Gen Z menjadi topik yang semakin banyak dibicarakan seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya kesejahteraan psikologis di kalangan generasi ini. 

Mereka yang tergolong dalam generasi Z adalah individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. 

Tidak seperti generasi sebelumnya, kelompok ini tumbuh dan berkembang di tengah kemajuan teknologi dan akses internet yang begitu masif sejak usia dini.

Baca Juga

Kulkas Hemat Listrik tanpa Bunga Es? Ini Rekomendasi dan Harganya

Kondisi tersebut membentuk pola pikir dan cara berinteraksi mereka dengan dunia secara berbeda. 

Namun, kemajuan teknologi yang mereka nikmati juga membawa dampak terhadap kondisi emosional dan psikologis. 

Banyak di antara mereka yang menunjukkan kecenderungan lebih sensitif terhadap tekanan sosial, ekspektasi diri, serta perbandingan hidup di media sosial.

Akibatnya, tidak sedikit dari mereka yang lebih rentan mengalami masalah seperti stres, cemas berlebihan, atau bahkan depresi. 

Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya memicu kondisi tersebut? Untuk memahami lebih lanjut, penting menelaah berbagai faktor yang memengaruhi kesehatan mental Gen Z di era digital saat ini.

Kenapa Generasi Ini Rentan Stres?

“Aduh, semua kebutuhan makin mahal, belum juga dapat pekerjaan, sementara orang tua udah nunggu kiriman. Pusing banget rasanya…”
“Aku capek banget. Kenapa ya, orang-orang di media sosial bisa liburan ke luar negeri dengan mudah, sedangkan aku buat makan aja harus mikir berkali-kali.”
“Kalau lihat dari informasi di internet, kayaknya aku mengalami gangguan suasana hati deh. Harusnya orang-orang ngerti dong, aku lagi gak baik-baik aja. Gimana bisa belajar kalau mental aja udah jatuh?”

Ungkapan-ungkapan seperti ini semakin sering terdengar di kalangan anak muda. Kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup memang memberikan kemudahan, tetapi di sisi lain juga menciptakan tekanan tersendiri. 

Tuntutan hidup yang semakin tinggi, ketidakpastian ekonomi, dan pengaruh media sosial membuat banyak orang merasa harus terus mencapai sesuatu.

Kondisi semacam ini membawa dampak besar terhadap kondisi psikologis generasi muda. Tak heran jika pembahasan mengenai kesejahteraan mental semakin sering muncul, baik di media sosial maupun ruang diskusi profesional. 

Peningkatan kesadaran dan akses terhadap informasi membantu mengurangi anggapan negatif terhadap isu ini. 

Namun, sebagian kalangan dari generasi sebelumnya masih menganggap bahwa masalah emosional bukanlah hal serius, dan anak muda dinilai kurang kuat dalam menghadapi tekanan hidup seperti zaman dulu.

Gangguan Mental yang Sering Dialami Gen Z

Berdasarkan temuan dari American Psychological Association (APA), sekitar 91 persen individu dari Generasi Z pernah mengalami setidaknya satu tanda fisik atau emosional akibat tekanan mental. 

Gejalanya bisa berupa perasaan sedih mendalam, kehilangan semangat, kurangnya motivasi, hingga kelelahan yang berkepanjangan.

Tak hanya itu, sekitar satu dari tiga orang muda berusia antara 18 hingga 24 tahun juga menyatakan pernah mengalami gangguan terkait kondisi psikologis, termasuk depresi dan kecemasan berlebih.

Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Abnormal Psychology tahun 2019 juga mencatat adanya lonjakan signifikan dalam kasus depresi yang terjadi di kalangan remaja serta dewasa muda selama periode 2009 hingga 2017.

Selain itu, data lain mengungkapkan bahwa jumlah kasus bunuh diri pada kelompok usia 15–19 tahun dan 20–24 tahun juga mengalami peningkatan yang cukup tajam, mencerminkan adanya krisis kesehatan mental yang perlu segera mendapat perhatian serius.

Alasan Kesehatan Mental Gen Z Lebih Rentan terhadap Gangguan 

Berikut adalah sejumlah faktor yang membuat generasi Z lebih mudah terdampak masalah psikologis. 

Kondisi ini menjadi sorotan dalam berbagai penelitian dan diskusi publik karena menunjukkan bahwa kesehatan mental Gen Z merupakan isu penting yang perlu diperhatikan secara serius.

1. Intensitas Penggunaan Media Sosial

Kaum muda dari generasi ini menghabiskan banyak waktu di berbagai platform digital, lebih banyak dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. 

Walaupun media sosial mempermudah komunikasi dan informasi, penggunaannya yang berlebihan justru dapat berdampak buruk terhadap kondisi emosional.

Beberapa studi menyebutkan bahwa semakin sering seseorang mengakses media sosial, semakin besar kemungkinan menurunnya kondisi psikologis mereka. 

Paparan konten negatif, perbandingan gaya hidup, tekanan citra diri, hingga interaksi yang tidak sehat seperti perundungan digital menjadi penyebab utama.

Efek lain yang sering muncul termasuk gangguan pola tidur, kecemasan karena takut tertinggal (FOMO), gangguan makan, hingga munculnya perasaan tidak berharga dan sedih berkepanjangan.

2. Pandangan Suram terhadap Dunia

Banyak anak muda saat ini memiliki pandangan yang kurang optimis terhadap kehidupan. Berdasarkan hasil riset dari Montclair State University, generasi Z cenderung memandang dunia sebagai tempat yang tidak aman.

Faktor seperti krisis lingkungan, kekerasan, dan berita-berita negatif yang mudah diakses lewat internet turut memperkuat perasaan cemas mereka terhadap masa depan. 

Akumulasi dari berbagai pengalaman ini menciptakan kekhawatiran yang terus-menerus.

3. Minimnya Interaksi Sosial Tatap Muka

Dengan internet yang bisa diakses hampir 24 jam, sebagian besar dari mereka menghabiskan waktu berjam-jam secara daring setiap harinya. Akibatnya, hubungan sosial secara langsung menjadi terbatas.

Keterbatasan dalam berinteraksi secara nyata membuat sebagian dari mereka merasa terasing dan kesepian, yang pada akhirnya bisa memperburuk kondisi psikologis dan meningkatkan risiko masalah emosional.

4. Kepekaan Tinggi terhadap Isu Sosial

Generasi Z dikenal lebih terbuka dan peduli terhadap isu-isu global seperti ketidakadilan, diskriminasi, perubahan iklim, dan konflik politik. 

Meskipun hal ini mencerminkan kesadaran sosial yang tinggi, tetapi intensitas paparan terhadap berbagai masalah tersebut juga bisa menimbulkan beban mental tersendiri.

Ketika menyaksikan begitu banyak ketidakberesan tanpa solusi nyata, tidak sedikit yang merasa frustrasi, tidak berdaya, bahkan putus asa terhadap sistem sosial yang ada.

5. Masa Depan yang Tidak Pasti

Perkembangan teknologi yang sangat cepat, seperti kecerdasan buatan yang mulai menggantikan berbagai jenis pekerjaan, membuat generasi ini merasa khawatir akan stabilitas karier di masa mendatang.

Selain itu, harga kebutuhan hidup yang semakin tinggi dan sulitnya membeli rumah atau mencapai kestabilan keuangan menambah beban tersendiri. 

Rasa tidak yakin akan arah hidup sering kali menjadi pemicu stres berkepanjangan.

Dengan memahami berbagai faktor yang memengaruhi, diharapkan masyarakat bisa lebih peduli terhadap kondisi emosional generasi muda. 

Jika kamu atau orang di sekitarmu menunjukkan gejala-gejala gangguan psikologis, segera cari bantuan dari tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Cara Menjaga Kesehatan Mental

Membangun Kesadaran Diri

Memahami apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dilakukan merupakan bagian penting dalam mengenali diri sendiri. Saat individu mampu menyadari kapasitas serta kebutuhan pribadinya, mereka akan lebih mudah dalam menjaga kondisi emosional.

Menulis, Meditasi, dan Aktivitas yang Menenangkan

Menyalurkan pikiran melalui tulisan, melakukan meditasi, mengatur napas, berolahraga ringan, serta meluangkan waktu untuk kegiatan yang disukai dapat berdampak positif terhadap stabilitas mental. Latihan fokus pada keadaan saat ini juga efektif untuk meredakan kekhawatiran berlebih.

Dukungan Sosial yang Positif

Adanya relasi yang sehat dengan keluarga, sahabat, maupun lingkungan sekitar sangat membantu dalam menjaga keseimbangan mental. Mengobrol dengan seseorang yang bisa dipercaya sering kali dapat meringankan tekanan batin.

Mendapatkan Bantuan Ahli

Apabila perasaan tidak nyaman berlangsung lama atau semakin mengganggu aktivitas sehari-hari, sangat disarankan untuk menemui tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat membantu melalui penilaian dan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan individu.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menghubungi Tenaga Ahli?

Masalah dalam kesehatan psikologis bisa dikenali lewat empat indikator utama, yaitu:

  • Perilaku Menyimpang: Tindakan atau sikap yang tidak sesuai dengan kebiasaan pribadi maupun norma umum.
  • Tekanan Emosional: Perasaan tidak nyaman yang mengganggu keseharian atau menimbulkan penderitaan.
  • Gangguan Fungsi: Ketidakmampuan menjalankan aktivitas sehari-hari seperti belajar, bekerja, atau berinteraksi sosial.
  • Potensi Bahaya: Adanya kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Jika satu atau lebih dari kondisi ini mulai terlihat, sangat penting untuk segera mendapatkan pertolongan dari tenaga profesional di bidang kesehatan jiwa.

Sebagai penutup, memahami pentingnya kesehatan mental Gen Z adalah langkah awal untuk menciptakan dukungan yang tepat dan membantu mereka menjalani hidup lebih seimbang.

Enday Prasetyo

Enday Prasetyo

wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Diskon Indomaret Minggu Ini Memudahkan Belanja Rumah Tangga

Diskon Indomaret Minggu Ini Memudahkan Belanja Rumah Tangga

Pengalaman Santap Malam Kuliner Menyenangkan di Jalan Bromo

Pengalaman Santap Malam Kuliner Menyenangkan di Jalan Bromo

Panduan Cara Praktis Buat Kimchi Sawi Putih Nikmat di Rumah

Panduan Cara Praktis Buat Kimchi Sawi Putih Nikmat di Rumah

Rutin Berolahraga Membantu Tubuh Bugar dan Kulit Awet Muda

Rutin Berolahraga Membantu Tubuh Bugar dan Kulit Awet Muda

Israel Adesanya Kembali Berlatih, Siap Tampil Gemilang UFC

Israel Adesanya Kembali Berlatih, Siap Tampil Gemilang UFC