
JAKARTA - Harga batu bara mencatat stagnasi pada perdagangan akhir pekan, meski sepanjang pekan menunjukkan kenaikan yang impresif.
Penutupan harga kontrak pengiriman bulan mendatang tercatat di level stabil sekitar US$ 103,35 per ton. Kenaikan mingguan mencapai 2,63% secara point-to-point.
Namun, analis menilai pergerakan ini lebih banyak disebabkan oleh technical rebound, setelah harga mengalami penurunan lebih dari 7% selama sebulan terakhir.
Baca JugaHarga Minyak Dunia Menguat Tipis Ditopang Situasi Geopolitik Global
Stagnasi ini menandai tantangan pasar batu bara, di mana permintaan dan penawaran saling mempengaruhi. Faktor pasokan melimpah menjadi salah satu penghambat laju harga batu bara.
Pasokan Berlimpah Tekan Harga Batu Bara
China, sebagai konsumen dan produsen batu bara terbesar di dunia, menjadi salah satu faktor utama. Produksi domestik China mencatat rekor baru, sementara harga domestik sempat mencapai puncak pada musim puncak konsumsi AC di Agustus.
Saat ini, permintaan mulai mereda dan harga diperkirakan akan tetap stabil hingga musim dingin. Tekanan pasokan melimpah ini membatasi potensi kenaikan harga, sehingga pasar cenderung berada dalam zona bearish.
Kondisi ini menimbulkan tantangan bagi eksportir maupun investor yang berharap pada tren bullish jangka pendek. Meski demikian, peluang rebound teknikal tetap ada dalam kondisi pasar yang oversold.
Analisis Teknis dan Prospek Perdagangan
Secara teknikal, dari perspektif mingguan, harga batu bara masih berada di zona bearish. Indikator Stochastic RSI berada di angka 7, jauh di bawah level oversold 20, sementara RSI mingguan tercatat 38, menandakan sentimen negatif yang sedang berlangsung.
Peluang kenaikan masih terbuka. Target resisten terdekat berada di level US$ 106 per ton sesuai Moving Average 5 (MA-5). Jika berhasil menembus, maka MA-10 di level US$ 109 per ton menjadi target selanjutnya.
Target resisten lanjutan diperkirakan berada di rentang US$ 114 hingga US$ 124 per ton. Di sisi lain, target support terdekat berada di level US$ 102 per ton, yang bisa diuji hingga US$ 100–98 per ton. Target paling pesimistis tercatat di US$ 93 per ton.
Strategi dan Tantangan Pasar Batu Bara
Perdagangan pekan ini diperkirakan akan tetap volatile, dengan risiko koreksi yang masih ada. Investor dan pelaku pasar diimbau untuk memperhatikan indikator teknikal sebagai panduan pengambilan keputusan.
Kondisi ini menegaskan pentingnya pemahaman terhadap supply-demand global dan faktor teknikal yang mempengaruhi harga batu bara. Pasokan berlimpah, terutama dari China, menjadi faktor penekan utama yang harus diperhitungkan.
Meski demikian, pasar tetap memiliki peluang rebound jangka pendek. Pemantauan terhadap indikator Stochastic RSI dan pivot point menjadi strategi penting untuk mengantisipasi potensi pergerakan harga ke level resisten maupun support.
Kondisi pasar batu bara yang stabil namun rawan koreksi menegaskan pentingnya strategi hati-hati. Pelaku industri dan investor diharapkan mampu memanfaatkan peluang sambil tetap memperhatikan risiko yang ada, menjaga keberlanjutan perdagangan batu bara secara global.

Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Pertumbuhan Infrastruktur Industri Tingkatkan Kepercayaan Investor Pasar Modal
- Senin, 22 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Bursa Asia Bergerak Tipis Naik Dengan Fokus Sektor Teknologi
- 22 September 2025
2.
Harga Emas Batangan Stabil, Investasi Aman Untuk Semua Investor
- 22 September 2025
3.
Harga Minyak Dunia Menguat Tipis Ditopang Situasi Geopolitik Global
- 22 September 2025
4.
Strategi Pemerintah Indonesia Seimbangkan Migas dengan Transisi Energi
- 22 September 2025
5.
Stabilitas Harga BBM Pertamina Beri Kepastian Bagi Konsumen
- 22 September 2025