
JAKARTA - Harga tanda buah segar (TBS) kelapa sawit di Sumatra Utara pekan ini tercatat mengalami penurunan tipis. Harga rata-rata berada di level Rp3.320/kg dari pekan lalu yang sempat Rp3.420/kg.
Perubahan harga ini dirasakan oleh petani di 15 kabupaten penghasil sawit. Pergerakan harga bervariasi, ada yang mengalami kenaikan tipis, ada pula yang menurun dari pekan sebelumnya. Kondisi ini menjadi perhatian para petani yang berharap harga dapat kembali stabil di tingkat yang lebih menguntungkan.
Harga Tertinggi dan Terendah
Baca JugaIndonesia Punya Cadangan Geothermal Terluas, Siap Jadi Energi Hijau
Kabupaten Mandailing Natal tercatat menerima harga tertinggi dengan nilai Rp3.320/kg. Sementara harga terendah berada di Kabupaten Langkat sebesar Rp2.650/kg.
Kesenjangan harga antarwilayah ini wajar terjadi karena perbedaan kualitas TBS, biaya angkut, dan permintaan pabrik. Faktor lain yang memengaruhi adalah kondisi cuaca dan produktivitas kebun. Fluktuasi ini mengharuskan petani terus memantau perkembangan harga untuk menyesuaikan penjualan hasil panen mereka.
Rincian Harga per Kabupate
Berikut rincian harga TBS sawit pekan ini di Sumut:
-Langkat Rp2.650/kg, Deli Serdang Rp2.970/kg, Serdang Bedagai Rp3.050/kg, Simalungun Rp2.750/kg, Batubara Rp2.810/kg, Asahan Rp2.810/kg.
-Labuhanbatu Utara Rp2.820/kg, Labuhanbatu Rp2.830/kg, Labuhanbatu Selatan Rp2.730/kg, Padanglawas Utara Rp2.970/kg, Padanglawas Rp3.095/kg, Tapanuli Selatan Rp2.830/kg.
-Tapanuli Tengah Rp2.880/kg, Mandailing Natal Rp3.320/kg, dan Pakpak Bharat Rp2.960/kg. Data ini menunjukkan variasi harga yang cukup lebar antar daerah.
Perbandingan dengan Pekan Lalu
Jika dibandingkan pekan sebelumnya, harga TBS di sebagian daerah mengalami koreksi ringan. Penurunan rata-rata harga masih berada pada kisaran wajar. Meski begitu, ada beberapa wilayah yang mencatatkan kenaikan walaupun tidak terlalu besar.
Hal ini menjadi sinyal positif di tengah tren harga yang cenderung melemah. Petani berharap tren ini akan berlanjut ke arah yang lebih baik di minggu-minggu mendatang.
Tanggapan Asosiasi Petani Sawit
Ketua DPW Apkasindo Sumut, Gus Dalhari Harahap, mengungkapkan harga pekan ini masih belum memenuhi harapan petani. "Untuk harga tertinggi memang ada penurunan. Tapi ada juga daerah penghasil yang naik meski tidak besar," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa harapan petani tetap ada agar harga bisa pulih pada akhir tahun. "Semoga mendekati akhir tahun bisa semakin membaik," tambahnya.
Faktor Penyebab Fluktuasi Harga
Perubahan harga TBS dipengaruhi beberapa faktor, antara lain harga minyak sawit mentah (CPO) dunia, ketersediaan pasokan, dan biaya distribusi. Selain itu, permintaan dari industri hilir juga menjadi faktor penting.
Jika permintaan meningkat, harga TBS biasanya ikut terkerek naik. Kondisi cuaca dan produktivitas kebun juga memengaruhi kualitas buah yang diterima pabrik, yang akhirnya berdampak pada harga.
Strategi Petani Menghadapi Harg
Petani disarankan melakukan penjualan secara kolektif melalui koperasi atau kelompok tani. Langkah ini dapat memberi posisi tawar lebih baik saat bernegosiasi dengan pabrik. Mereka juga dapat mengatur jadwal panen agar kualitas TBS tetap terjaga
Buah yang berkualitas baik akan diterima dengan harga lebih tinggi.Diversifikasi usaha tani menjadi pilihan agar pendapatan tidak bergantung sepenuhnya pada sawit
Peluang Harga di Akhir Tahun
Sejumlah pengamat optimistis harga akan berangsur membaik menjelang akhir tahun. Faktor musiman dan potensi kenaikan permintaan ekspor diharapkan mendongkrak harga CPO.
Jika harga global menguat, petani di tingkat lokal akan ikut merasakan dampaknya. Hal ini dapat memberi semangat bagi petani untuk meningkatkan produktivitas. Kebijakan pemerintah terkait dukungan industri sawit juga akan berpengaruh terhadap stabilitas harga di masa mendatang.
Pentingnya Dukungan Semua Pihak
Peran pemerintah, asosiasi petani, dan pelaku industri dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan harga. Kolaborasi yang baik akan membantu petani tetap bertahan.
Transparansi penetapan harga dari pabrik dan dukungan pembiayaan untuk petani dapat meringankan beban saat harga turun. Peningkatan teknologi dan pelatihan budidaya sawit berkelanjutan juga penting agar produktivitas kebun meningkat.
Harga TBS sawit di Sumut saat ini masih fluktuatif. Meski mengalami penurunan tipis, ada beberapa wilayah yang mencatatkan kenaikan harga. Petani tetap optimis harga akan membaik mendekati akhir tahun.
Dukungan dari semua pihak diperlukan agar harga kembali stabil dan menguntungkan. Dengan kerja sama yang baik, sektor perkebunan sawit dapat terus berkontribusi terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan petani.

Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Jadwal Kereta Api Prameks Lengkap Jogja Kutoarjo Untuk Perjalanan Lebih Nyaman
- Kamis, 18 September 2025
Pelantikan Erick Thohir Jadi Menpora, Dukungan Penuh Mengalir Dari Berbagai Tokoh
- Kamis, 18 September 2025
Tiga Proyek Tol Strategis di Jawa Barat Siap Dorong Konektivitas Ekonomi Wilayah
- Kamis, 18 September 2025
Hujan Lebat Diprediksi BMKG Masyarakat Harus Lebih Tingkatkan Kewaspadaan
- Kamis, 18 September 2025
Daftar Harga Sembako Jatim: Fluktuasi Tak Ganggu Aktivitas Konsumen
- Kamis, 18 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Bulog Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Beras SPHP Masyarakat
- 18 September 2025
2.
Whale Crypto Lakukan Aksi Besar, Harga Ethereum Terpengaruh
- 18 September 2025
3.
Derby Manchester City vs Napoli, Pertaruhan Momentum Liga Champions
- 18 September 2025
4.
5.
Chelsea Bidik Pemain Muda Barcelona Marc Bernal Sebagai Target Utama
- 18 September 2025