
JAKARTA - Sakit gigi sering dianggap masalah ringan yang bisa diatasi dengan obat pereda nyeri. Namun, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kondisi ini tidak boleh dianggap remeh karena berpotensi menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Masyarakat perlu memahami bahwa kesehatan gigi berkaitan erat dengan kesehatan organ vital tubuh.
Infeksi Mulut Bisa Menyebar ke Seluruh Tubuh
dr. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, menegaskan bahwa sakit gigi jarang langsung menyebabkan kematian, tetapi infeksi yang timbul bisa menjadi jalan masuk bakteri dan virus ke tubuh. "Kalau langsung menyebabkan kematian enggak ya, jarang sekali sebenarnya kasus-kasus gigi ataupun kelainan ataupun permasalahan pada mulut yang kemudian menyebabkan kematian," kata Nadia.
Baca JugaSony Xperia 10 VII Hadir dengan Performa, Kamera, Baterai Andal
Ia menjelaskan bahwa di bawah gigi terdapat banyak pembuluh darah yang dapat menjadi jalur penyebaran infeksi. "Kalau ada gigi kita berlubang ataupun kemudian ada infeksi itu kan banyak yang mengandung bakteri, virus yang kemudian dengan mudah dia akan masuk ke dalam pembuluh darah," ujarnya. Dengan aliran darah, bakteri atau virus bisa menjangkau organ penting seperti jantung, meningkatkan risiko penyakit serius.
Infeksi Gigi Berpotensi Menyebabkan Masalah Jantung
Nadia menekankan pentingnya menjaga kesehatan gigi karena infeksi mulut dapat menyebar ke jantung. "Jadi, banyak sekali infeksi jantung itu disebabkan karena awalnya adalah infeksi pada mulut ataupun gigi yang menyebabkan bakteri tersebut sampai," jelasnya. Bahkan, infeksi pada gigi ibu hamil bisa memengaruhi janin, meningkatkan risiko penyakit jantung bawaan pada bayi. Meski tidak langsung menimbulkan kematian, sakit gigi dapat memicu penyakit serius yang mengancam jiwa.
Alasan Masyarakat Masih Mengabaikan Sakit Gigi
Masyarakat sering menunda perawatan gigi karena tidak merasakan nyeri secara terus-menerus. "Kalau sakit gigi kan biasanya saat dia infeksi itu atau meradang itu sakitnya yang baru terasa. Nah, tapi kalau proses meradangnya sudah selesai biasanya juga ditambah dengan minum-minuman anti nyeri dan sebagainya itu sudah tidak merasa sakit lagi," kata Nadia. Kebiasaan ini membuat banyak orang baru memeriksakan gigi ketika kerusakan sudah parah, sehingga pencabutan gigi sering menjadi solusi terakhir.
Data menunjukkan bahwa pada 2023, hanya 11,2 persen masyarakat yang mencari pengobatan untuk masalah gigi dan mulut, meski kasusnya tidak berkurang. Penanganan dini dapat mengurangi biaya perawatan jangka panjang dan mencegah komplikasi serius.
Pengobatan Tradisional dan Efektivitasnya
Selain menunda kunjungan ke dokter gigi, masyarakat juga kerap menggunakan metode tradisional, seperti berkumur dengan air garam atau mengunyah bawang putih. Ketua Umum PB PDGI, Usman Sumantri, menjelaskan, "Di masyarakat kita masih ada yang menggunakan berbagai macam tradisional medicine ya, tentunya ada yang menggunakan air garam, ada juga yang menggunyah bunga cangkeh, ada juga yang menggunakan bawang putih."
Meskipun metode ini membantu meredakan nyeri sementara, efektivitasnya terbatas. Garam, misalnya, bersifat antiseptik ringan dan hanya membantu mengurangi pertumbuhan bakteri. "Tapi itu bukan antiseptik yang betul-betul untuk pengobatan, tapi itu hanya sebenarnya mungkin seperti kumur-kumur ya, tapi kemudian memang tidak betul-betul menyembuhkan penyakit," kata Nadia.
Pentingnya Perawatan Medis yang Tepat
Sakit gigi tetap memerlukan penanganan medis untuk mencegah infeksi menyebar ke organ vital. Pemeriksaan rutin dan perawatan profesional dapat mencegah komplikasi lebih serius. Langkah pencegahan termasuk menyikat gigi dengan benar, mengurangi konsumsi gula, dan rutin memeriksakan gigi ke dokter.
Kesadaran Kesehatan Gigi untuk Semua Usia
Kesadaran terhadap kesehatan gigi penting untuk semua kelompok usia, termasuk ibu hamil dan anak-anak. Infeksi gigi yang tidak diobati pada ibu hamil dapat memengaruhi janin, sedangkan pada anak-anak, kesehatan mulut yang buruk dapat berdampak pada perkembangan gigi permanen. Pencegahan sejak dini menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Langkah Praktis Mencegah Sakit Gigi dan Komplikasi
Selain perawatan medis, masyarakat dapat mengambil langkah sederhana untuk menjaga kesehatan gigi:
Menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride.
Mengurangi konsumsi makanan manis dan lengket.
Menggunakan benang gigi untuk membersihkan sisa makanan di sela gigi.
Rutin berkumur dengan larutan antiseptik ringan jika diperlukan.
Melakukan pemeriksaan gigi minimal enam bulan sekali untuk deteksi dini masalah gigi.
Sakit Gigi Tidak Bisa Diabaikan
Meskipun sakit gigi jarang menyebabkan kematian secara langsung, risiko komplikasi akibat infeksi sangat nyata. Kesehatan gigi yang diabaikan dapat menjadi pintu masuk bakteri ke organ vital, termasuk jantung, dan memicu penyakit serius. Penanganan sejak dini, perawatan rutin, dan kesadaran akan pentingnya kesehatan mulut menjadi langkah utama untuk mencegah masalah yang lebih parah.
dr. Siti Nadia Tarmizi dan Usman Sumantri menekankan bahwa pengobatan tradisional hanya bersifat sementara. Perawatan medis profesional tetap menjadi solusi utama untuk menjaga kesehatan gigi dan mencegah risiko komplikasi yang berbahaya. Dengan edukasi yang tepat, masyarakat dapat memahami bahwa sakit gigi bukan sekadar rasa nyeri, melainkan masalah kesehatan yang penting dan harus diperhatikan.

Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Cara Mudah Ubah Warna Bubble Chat WhatsApp Sekarang
- 12 September 2025
2.
Kemenkes Tegaskan Bahaya Sakit Gigi Tidak Bisa Diabaikan
- 12 September 2025
3.
Program Bulog Jamin Beras Murah Terdistribusi ke Masyarakat
- 12 September 2025
4.
itel Super 26 Ultra Hadirkan Layar Lengkung Premium Terjangkau
- 12 September 2025
5.
Infinix Zero Ultra Hadirkan Inovasi Smartphone Kelas Premium
- 12 September 2025