PLTS Energi Surya Jadi Pilar Kemandirian Indonesia Menuju Ekonomi Hijau
- Kamis, 11 September 2025

JAKARTA - Momentum transisi energi di Indonesia semakin nyata terlihat dengan hadirnya energi surya sebagai salah satu penopang utama kemandirian energi nasional. Pemanfaatan sumber daya matahari yang berlimpah tidak hanya mampu mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, tetapi juga membuka peluang besar bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi hijau yang lebih inklusif. Melalui strategi yang tepat, energi surya kini dipandang sebagai sarana memperkuat ketahanan energi sekaligus menghadirkan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Ditjen (EBTKE) Kementerian ESDM, Andriyah Feby Misna, mengungkapkan bahwa pemanfaatan PLTS atap hingga semester I 2025 sudah mencapai 495 megawatt peak (MWp) dari sekitar 10.700 pelanggan PLN. Capaian ini, menurutnya, baru sebagian dari potensi besar yang tersedia. Masih terdapat pipeline pengajuan PLTS atap yang belum terealisasi sehingga target 1 gigawatt pada akhir 2025 tetap terbuka lebar untuk dicapai.
Ia menegaskan, antusiasme masyarakat maupun dunia usaha terhadap pemanfaatan energi surya cukup tinggi. Namun, percepatan pertumbuhan membutuhkan dukungan nyata dalam bentuk regulasi yang jelas, insentif fiskal yang menarik, serta skema pembiayaan yang inklusif dan mudah diakses. Dengan adanya kombinasi faktor tersebut, perkembangan energi surya diharapkan dapat lebih optimal.
Baca JugaInovasi SPKLU Tiang Listrik Dorong Perluasan Infrastruktur Kendaraan Listrik
Kebijakan Penyederhanaan untuk Percepatan Transisi
Andriyah menjelaskan bahwa pemerintah terus menyempurnakan kebijakan dalam mendorong percepatan realisasi energi surya. Beberapa langkah yang ditempuh antara lain penyederhanaan aturan, pemberian insentif, dan penyediaan pembiayaan yang lebih terjangkau. Upaya ini diharapkan mampu memperluas partisipasi masyarakat, mulai dari rumah tangga, pelaku UMKM, hingga sektor industri besar.
Pemerintah memandang bahwa keterlibatan luas masyarakat menjadi kunci keberhasilan transisi energi. Semakin banyak pihak yang memanfaatkan PLTS, semakin besar pula kontribusi yang diberikan terhadap ketahanan energi nasional dan pengurangan emisi karbon.
Energi Surya Sebagai Tulang Punggung
Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi, Prof. Purnomo Yusgiantoro, menyampaikan bahwa potensi energi terbarukan Indonesia mencapai 3.600 gigawatt (GW), dengan sekitar 1.700 GW di antaranya berasal dari tenaga surya. Menurutnya, energi surya merupakan tulang punggung dalam upaya mencapai target net zero emission sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.
“Pemanfaatan energi bersih bukan hanya sekadar wacana, melainkan agenda strategis yang mampu mengurangi ketergantungan impor energi serta memperkuat posisi Indonesia di kancah energi global,” tegas Purnomo.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan transisi energi membutuhkan konsistensi kebijakan dan sinergi lintas sektor. Kolaborasi erat antara pemerintah, swasta, akademisi, serta masyarakat menjadi faktor penting agar pengembangan energi surya dapat berlangsung berkelanjutan. Menurutnya, stabilitas regulasi merupakan syarat utama bagi Indonesia untuk tampil sebagai pusat energi hijau di kawasan Asia Tenggara.
Investasi Membuka Peluang Luas
Direktur Strategi dan Tata Kelola Hilirisasi Kementerian Investasi/BKPM, Ahmad Faisal Suralaga, menegaskan bahwa peluang investasi di sektor energi surya masih sangat luas. Dari keseluruhan potensi energi terbarukan, tenaga surya merupakan komponen terbesar sekaligus paling menjanjikan untuk dikembangkan secara cepat.
Dengan dukungan regulasi yang kondusif dan keterlibatan investor, pembangunan infrastruktur PLTS dapat dipercepat. Hal ini tidak hanya menjamin ketersediaan listrik yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga menjadi motor penciptaan lapangan kerja baru di berbagai daerah.
Ahmad juga menekankan bahwa investasi energi surya membawa multiplier effect yang signifikan. Dampaknya mencakup tumbuhnya industri pendukung, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga berkembangnya wilayah baru sebagai pusat ekonomi berbasis energi hijau.
Dampak Nyata di Lapangan
Transisi energi surya sudah mulai menunjukkan dampak nyata terhadap penciptaan lapangan kerja. Mulai dari industri panel surya, rantai pasok logistik, instalasi, hingga layanan pemeliharaan, kebutuhan tenaga kerja terus meningkat. Kondisi ini sejalan dengan visi pemerintah membangun ekosistem ekonomi hijau berbasis energi bersih yang ramah lingkungan.
Selain itu, pemanfaatan PLTS juga memperkuat pemerataan energi, terutama di wilayah terpencil. Pergantian dari genset berbahan bakar minyak ke pembangkit tenaga surya memungkinkan masyarakat desa menikmati listrik yang lebih murah, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Bukti nyata ini memperlihatkan bahwa energi surya tidak hanya dinikmati masyarakat perkotaan, tetapi juga menghadirkan keadilan energi hingga pelosok negeri.
Dukungan dari Sektor Swasta
Sektor swasta juga semakin aktif mengadopsi PLTS sebagai bagian dari strategi keberlanjutan. Implementasi PLTS di kawasan industri dan pertambangan menjadi contoh nyata bahwa energi bersih mampu mendukung produktivitas sekaligus menekan jejak karbon. Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat menjadi kunci penting dalam memperluas adopsi energi surya secara nasional.
Peluang Internasional
Di tingkat internasional, transisi energi surya membuka peluang strategis bagi Indonesia. Dengan cadangan potensi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berkesempatan untuk menjadi eksportir teknologi energi bersih sekaligus penyedia tenaga kerja terampil di sektor energi terbarukan. Kondisi ini memperkuat peran Indonesia secara regional dan membuka akses ke pasar global di tengah persaingan menuju ekonomi hijau.
Meningkatnya Kesadaran Publik
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya energi surya terus meningkat. Kampanye pemerintah, edukasi melalui proyek percontohan, serta pemberitaan positif di media berperan besar dalam mendorong partisipasi publik. Dengan semakin tinggi tingkat kesadaran ini, transisi energi bukan hanya agenda pemerintah semata, melainkan juga gerakan kolektif seluruh elemen bangsa.
Transisi energi surya di Indonesia kini bukan sekadar wacana, melainkan sebuah langkah nyata menuju kemandirian energi. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, investor, pelaku usaha, dan masyarakat, energi surya dapat menjadi tonggak sejarah yang menghadirkan lingkungan lebih bersih serta ekonomi yang lebih tangguh. Transformasi ini akan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang sekaligus mengokohkan posisi Indonesia sebagai salah satu pemimpin energi hijau di kawasan.

Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
IHSG Menguat, Pasar Modal Awal Perdagangan Dorong Optimisme Investor
- Kamis, 11 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
IHSG Menguat Dorong Optimisme Investor Saham di Tengah Likuiditas
- 11 September 2025
2.
Rahasia Cicilan KPR Ideal Agar Tidak Bebani Gaji Bulanan Keluarga
- 11 September 2025
3.
Gunakan BBM Tepat Agar Mesin Kendaraan Tetap Awet Terjaga
- 11 September 2025
4.
Proyek Tol Infrastruktur Jalan Tingkatkan Mobilitas Nasional dan Daerah
- 11 September 2025
5.
KRI Brawijaya 320 Resmi Perkuat Pertahanan Maritim TNI AL
- 11 September 2025