
JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mendorong harga komoditas mineral dan batu bara (minerba) di pasar dunia agar kembali menguat. Salah satu upaya yang ditempuh adalah revisi aturan pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) minerba, yang semula berlaku setiap tiga tahun, menjadi pengajuan tahunan.
Langkah ini dianggap penting karena Indonesia merupakan salah satu produsen utama minerba dunia, terutama nikel dan batu bara. Dampak produksi yang besar selama ini turut memengaruhi harga komoditas global, yang terkadang menurun akibat pasokan melimpah dari Indonesia.
Posisi Indonesia di Pasar Minerba Dunia
Baca Juga
Sebagai salah satu penyumbang terbesar produksi minerba global, Indonesia kerap menjadi sorotan terkait pergerakan harga komoditas. Penurunan harga nikel dan batu bara dalam beberapa waktu terakhir disinyalir akibat pasokan yang cukup tinggi dari negara ini.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menjelaskan bahwa pemerintah sedang menyesuaikan strategi agar harga komoditas minerba dunia dapat kembali bergairah. Salah satunya adalah dengan mengubah frekuensi pengajuan RKAB menjadi setahun sekali.
"(Target produksi) bisa jadi turun, bisa jadi nggak," ujar Tri saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta. Pernyataan ini menegaskan pemerintah masih menimbang langkah terbaik tanpa langsung menurunkan produksi secara drastis.
Penyesuaian Produksi Minerba
Meski belum memastikan adanya pengurangan produksi minerba tahun depan, pemerintah menegaskan terus mempertimbangkan berbagai skenario agar harga komoditas dunia stabil. Tri menambahkan, strategi pemerintah lebih fokus pada bagaimana sumber daya alam Indonesia dijual dengan harga yang sesuai dengan nilai pasar global.
"Strategi pemerintah sebetulnya lebih kepada kalau misalnya, misalnya bagaimana kalau, jadi sumber daya alam yang ada di Indonesia bagaimana caranya dijual dengan harga yang seharusnya," tambah Tri.
Hingga saat ini, pemerintah masih mengevaluasi target produksi tahun depan menyesuaikan kondisi pasar dan permintaan global. “Masih wait and see seperti apa yang harus kita lakukan,” tegas Tri.
Revisi RKAB sebagai Langkah Kunci
Revisi aturan RKAB menjadi tahunan dianggap sebagai salah satu langkah kunci dalam mendorong harga minerba. Dengan pengajuan RKAB setiap tahun, pemerintah memiliki fleksibilitas lebih besar untuk menyesuaikan produksi sesuai dinamika pasar global.
Langkah ini diharapkan dapat menyeimbangkan pasokan minerba Indonesia di pasar dunia, sehingga harga komoditas tidak terlalu tertekan akibat kelebihan produksi. Selain itu, mekanisme tahunan memungkinkan pemerintah merespons perubahan pasar dengan lebih cepat dan tepat.
Dampak Positif bagi Harga Komoditas
Jika strategi ini berjalan sesuai rencana, harga minerba global, khususnya batu bara dan nikel, berpotensi naik. Kenaikan harga tidak hanya menguntungkan pemerintah, tetapi juga para pelaku industri pertambangan di Indonesia. Mereka dapat memperoleh nilai jual lebih tinggi dan meningkatkan pendapatan nasional dari sektor minerba.
Kebijakan ini juga diharapkan mendorong pengelolaan sumber daya alam lebih efisien. Dengan produksi yang disesuaikan, pemanfaatan minerba dapat lebih optimal, mengurangi risiko oversupply, sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya bagi generasi mendatang.
Tantangan dan Perhitungan Pemerintah
Meski potensi kenaikan harga minerba menjanjikan, pemerintah tetap berhati-hati. Tri menegaskan bahwa setiap langkah harus mempertimbangkan permintaan pasar global dan dampak terhadap perekonomian domestik.
"Masih wait and see seperti apa yang harus kita lakukan," ujar Tri, menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin mengambil keputusan terburu-buru. Perhitungan matang diperlukan agar kebijakan harga minerba tidak menimbulkan efek negatif pada industri dan ekonomi nasional.
Langkah Lain yang Dipertimbangkan
Selain revisi RKAB, pemerintah juga mempertimbangkan berbagai opsi lain untuk menjaga harga minerba. Ini termasuk mengatur ekspor, menyesuaikan kuota produksi, dan memperkuat posisi negosiasi di pasar internasional. Semua upaya ini bertujuan agar minerba Indonesia dihargai sesuai nilai sebenarnya dan berkontribusi maksimal terhadap penerimaan negara.
Strategi yang matang diharapkan membuat Indonesia tidak hanya menjadi pemasok besar minerba, tetapi juga pemain strategis yang mampu memengaruhi harga global sesuai kepentingan nasional.
Indonesia tengah menyiapkan langkah strategis untuk mendorong harga batu bara dan minerba di pasar dunia agar lebih stabil dan menguntungkan. Revisi RKAB menjadi tahunan menjadi salah satu kunci agar pemerintah lebih fleksibel menyesuaikan produksi.
Meskipun belum ada keputusan resmi mengenai pengurangan produksi, strategi ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan sumber daya alam Indonesia dijual dengan harga yang seharusnya, sehingga memberikan manfaat optimal bagi perekonomian nasional. Dengan langkah ini, Indonesia diharapkan mampu menjaga stabilitas harga minerba sekaligus memperkuat posisi di pasar global.

Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
BSI Tingkatkan Jumlah UMKM Binaan 9 Persen Lewat Program Pendampingan
- Rabu, 10 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Tips Mudah Menemukan User ID BCA Agar Transaksi Digital Tetap Lancar
- 10 September 2025
2.
Strategi Buyback Emas Antam Agar Selalu Tetap Untung
- 10 September 2025
3.
Harga Minyak Dunia Menguat, OPEC Jaga Keseimbangan Pasar
- 10 September 2025
4.
Harga BBM Pertamina Terbaru, Tren Stabil di Seluruh Indonesia
- 10 September 2025
5.
Warga Pontianak Ramai Antre Gas Elpiji, Stok Dijamin Aman
- 10 September 2025