Bank Jatim Dorong Digitalisasi Pariwisata Lewat QRIS Cross Border
JAKARTA - Pasuruan kini semakin ramah wisatawan mancanegara berkat inovasi pembayaran digital yang hadir melalui peluncuran QRIS Cross Border oleh Bank Jatim. Program ini tidak hanya menjadi langkah strategis dalam mendukung sektor pariwisata, tetapi juga menghadirkan kemudahan bertransaksi bagi turis asing tanpa harus membawa uang tunai. Inisiatif ini semakin menarik karena dikolaborasikan dengan ikon wisata lokal, Jeep Bromo, yang menjadi simbol petualangan di kawasan Gunung Bromo.
Dengan QRIS Cross Border, wisatawan dari negara lain bisa melakukan pembayaran hanya dengan memindai kode QR menggunakan aplikasi pembayaran dari negaranya. Saat ini, merchant Bank Jatim telah mendukung transaksi dari wisatawan asal Malaysia, Thailand, dan Singapura. Plt Dirut Bank Jatim, Arif Suhirman, menekankan bahwa langkah ini menjadi bentuk nyata dukungan digitalisasi sektor wisata di Pasuruan. “Cross border ini bisa memudahkan turis mancanegara saat bertransaksi hanya dengan aplikasi dari negaranya,” ujarnya.
Kolaborasi dengan komunitas Jeep Bromo juga menambah daya tarik inovasi ini. Hingga saat ini, sekitar 100 unit jeep telah dipasangi branding QRIS, dan jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan perluasan program. Menurut Arif, integrasi QRIS pada Jeep Bromo memungkinkan wisatawan bertransaksi dengan lebih mudah dan cepat, sekaligus mendorong perekonomian masyarakat setempat yang sebagian besar bergantung pada sektor wisata. “Dengan adanya QRIS di Jeep Bromo, wisatawan tidak perlu lagi repot membawa uang tunai. Ini juga akan mendorong ekonomi masyarakat Pasuruan yang bergantung pada sektor wisata,” tambahnya.
Baca JugaKUR Mikro BRI 2025: Solusi Modal Ringan untuk UMKM Naik Kelas
Tidak hanya berhenti di tiga negara awal, Bank Jatim juga berencana memperluas layanan QRIS Cross Border ke lebih banyak merchant di kawasan wisata. Upaya ini sejalan dengan program Bank Indonesia dan OJK dalam mendorong digitalisasi pembayaran lintas negara. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Febrina, menyebut bahwa selain Malaysia, Thailand, dan Singapura, tahun ini layanan QRIS Cross Border sudah diperluas ke Jepang dan sedang diuji coba di Tiongkok serta Arab Saudi. “Digitalisasi pembayaran merupakan bagian penting dalam mendukung ekosistem wisata. Volume transaksi QRIS di Indonesia meningkat 522 persen tahun ini, dan di Pasuruan sendiri tumbuh 161 persen hingga Juni lalu,” ujarnya.
Peningkatan transaksi QRIS menjadi indikator kuat bahwa masyarakat dan wisatawan semakin tertarik beralih ke pembayaran non-tunai. Kehadiran QRIS Cross Border di Jeep Bromo juga dianggap sebagai sarana edukasi literasi digital. Wisatawan lokal maupun mancanegara bisa langsung merasakan kemudahan teknologi pembayaran tanpa hambatan bahasa atau kendala nilai tukar. Sistem ini secara otomatis mengonversi mata uang sesuai kurs yang berlaku saat transaksi, sehingga memberikan kenyamanan dan transparansi bagi pengguna.
Sekretaris Daerah Kabupaten Pasuruan, Yudha Tri Widya Sasongko, menyampaikan apresiasi terhadap langkah Bank Jatim dan Bank Indonesia. Menurutnya, transformasi digital di sektor keuangan adalah sebuah keharusan, khususnya bagi destinasi wisata yang potensial seperti Bromo. Ia juga optimistis bahwa inovasi ini akan memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat Tosari dan sekitarnya. “Dari 100 unit jeep yang sudah terlibat, targetnya bisa bertambah hingga 400 komunitas. Dengan begitu, wisatawan akan lebih nyaman saat melakukan pembayaran,” jelas Yudha.
QRIS Cross Border menawarkan sejumlah manfaat praktis bagi semua pihak. Selain kemudahan transaksi, sistem ini juga mendukung transparansi nilai tukar dan pembayaran multi-mata uang. Wisatawan domestik pun tetap mendapatkan kemudahan serupa melalui aplikasi lokal seperti JConnect Mobile. Dengan fitur ini, pengunjung bisa membayar tiket, oleh-oleh, atau jasa wisata lainnya tanpa kesulitan, sekaligus meminimalkan risiko membawa uang tunai dalam jumlah besar.
Selain aspek kemudahan transaksi, kehadiran QRIS Cross Border juga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi lokal. Pedagang dan penyedia jasa wisata yang sebelumnya bergantung pada uang tunai kini dapat menerima pembayaran elektronik dengan cepat dan aman. Hal ini mendorong inklusi keuangan di sektor pariwisata, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperluas jangkauan pasar bagi usaha lokal.
Kolaborasi antara Bank Jatim, Bank Indonesia, dan komunitas Jeep Bromo menjadi contoh nyata bagaimana inovasi digital dapat diterapkan secara terpadu untuk mendukung pariwisata dan ekonomi daerah. Ke depan, program ini diproyeksikan menjangkau lebih banyak komunitas jeep, merchant, dan sektor jasa wisata di sekitar Gunung Bromo. Dengan demikian, Pasuruan diharapkan menjadi destinasi wisata digital yang modern, aman, dan nyaman bagi semua wisatawan, sambil memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal.
Inisiatif QRIS Cross Border menegaskan bahwa digitalisasi pembayaran bukan sekadar tren teknologi, melainkan strategi penting untuk meningkatkan daya tarik destinasi wisata, mendorong literasi finansial, dan memperkuat ekonomi masyarakat. Dengan perluasan jangkauan dan integrasi dengan komunitas lokal, inovasi ini dipastikan akan menjadi contoh sukses transformasi digital di sektor pariwisata Indonesia.
Rekomendasi
