
JAKARTA - Perubahan harga sembako kembali mencuat sebagai perhatian utama masyarakat Jawa Timur. Di tengah dinamika pasokan dan permintaan, sejumlah komoditas menunjukkan tren kenaikan dan penurunan yang cukup mencolok. Situasi ini menggarisbawahi pentingnya penguatan distribusi dan produksi sebagai kunci menjaga stabilitas bahan pangan pokok.
Pantauan terkini dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur mengungkap adanya pergerakan harga yang signifikan pada beberapa komoditas strategis. Misalnya, bawang merah mengalami kenaikan sebesar Rp516, menjadikannya kini berada di harga Rp42.144 per kilogram. Kenaikan serupa juga terjadi pada cabai keriting dan daging sapi paha belakang, yang masing-masing meningkat Rp123 dan Rp320, menjadikannya berada di angka Rp31.441/kg dan Rp118.970/kg.
Di sisi lain, tak semua harga menunjukkan lonjakan. Salah satu bahan pangan yang justru mengalami penurunan cukup besar adalah cabai rawit merah, yang turun hingga Rp1.017, menjadi Rp41.426 per kilogram.
Baca JugaBerapa Pajak Mobil Listrik 2025? Dasar Hukum, Cara Hitung dan Daftar Tarif
Kondisi ini mencerminkan betapa fluktuatifnya harga komoditas pangan di tingkat provinsi. Tidak hanya mencerminkan tren pasar, tetapi juga menjadi cerminan dinamika produksi dan distribusi yang terjadi di lapangan.
Daftar Lengkap Harga Sembako di Jawa Timur
Data perbandingan harga menunjukkan bahwa mayoritas bahan pangan berada dalam kisaran stabil. Di bawah ini adalah harga sejumlah kebutuhan pokok berdasarkan catatan per hari tersebut:
Beras Premium: Rp14.957/kg
Beras Medium: Rp12.957/kg
Gula Kristal Putih: Rp16.652/kg
Minyak Goreng Curah: Rp18.482/kg
Minyak Goreng Kemasan Premium: Rp20.065/liter
Minyak Goreng Sederhana: Rp17.317/liter
Minyakita: Rp16.499/liter
Daging Sapi Paha Belakang: Rp118.970/kg
Daging Ayam Ras: Rp31.684/kg
Daging Ayam Kampung: Rp68.516/kg
Telur Ayam Ras: Rp27.302/kg
Telur Ayam Kampung: Rp46.811/kg
Susu Kental Manis Bendera: Rp12.494/370gr
Susu Kental Manis Indomilk: Rp12.450/370gr
Susu Bubuk Bendera: Rp42.273/400gr
Susu Bubuk Indomilk: Rp41.489/400gr
Garam Halus: Rp9.518/kg
Cabai Merah Besar: Rp32.506/kg
Cabai Merah Keriting: Rp31.441/kg
Cabai Rawit Merah: Rp41.426/kg
Bawang Merah: Rp42.144/kg
Bawang Putih: Rp30.961/kg
Gas Elpiji: Rp19.597
Faktor Pemicu Naik Turunnya Harga Komoditas
Perubahan harga yang terjadi bukan tanpa sebab. Menurut analisis tim Siskaperbapo, sejumlah faktor utama menjadi pendorong dinamika ini. Di antaranya adalah:
Ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan
Kenaikan harga kerap kali terjadi ketika permintaan meningkat sementara pasokan terbatas. Misalnya, saat memasuki musim-musim hajatan atau hari besar keagamaan, kebutuhan masyarakat melonjak, sehingga memicu tekanan harga pada komoditas tertentu.
Kondisi cuaca ekstrem dan bencana alam
Musim hujan berkepanjangan atau bencana seperti banjir dapat memengaruhi proses panen, distribusi, bahkan kualitas hasil panen. Ini berdampak langsung pada pasokan barang ke pasar.
Perubahan musim yang memengaruhi siklus pertanian
Musim tanam dan musim panen yang tidak seimbang menyebabkan beberapa jenis komoditas menjadi langka di periode tertentu. Hal ini juga turut mendorong harga naik secara musiman.
Dampak dari faktor-faktor tersebut tidak hanya dirasakan oleh produsen, tetapi juga konsumen yang harus menghadapi harga yang tidak menentu. Oleh karena itu, pemantauan harga secara berkala oleh pemerintah menjadi langkah penting untuk menjaga transparansi dan kewaspadaan pasar.
Peran Data Siskaperbapo dalam Informasi Publik
Keberadaan platform Siskaperbapo memberikan manfaat besar dalam memudahkan masyarakat mengakses informasi harga terkini sembako di berbagai daerah di Jawa Timur. Dengan pembaruan data yang cepat dan akurat, konsumen dapat membuat keputusan belanja yang lebih cermat, sementara pelaku usaha dapat menyesuaikan strategi distribusi dan stok.
Lebih dari itu, data yang tersedia juga membantu pemerintah dalam menetapkan kebijakan subsidi, pengendalian harga, atau distribusi cadangan pangan jika diperlukan.
Langkah Mitigasi dan Antisipasi
Menghadapi situasi harga yang fluktuatif, upaya penguatan sektor pangan menjadi hal yang tak bisa ditunda. Pemerintah provinsi maupun pusat perlu terus mendorong:
Peningkatan produktivitas petani melalui akses benih unggul dan teknologi pertanian
Perbaikan sistem distribusi dan logistik agar lebih efisien dan cepat
Penguatan cadangan pangan daerah sebagai penyangga saat terjadi lonjakan harga
Edukasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam berbelanja saat harga naik
Kombinasi dari langkah-langkah tersebut akan memperkuat ketahanan pangan regional dan memberikan rasa aman kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Dengan kondisi harga yang terus bergerak dinamis, harapan akan kestabilan sembako hanya bisa diwujudkan jika ada kerja sama erat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Informasi akurat dan kebijakan tepat akan menjadi pilar utama untuk mengantisipasi gejolak pangan ke depan.

Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Van Dijk Ungkap Giroud Lawan Terberat Sepanjang Karier di Liverpool
- Kamis, 11 September 2025
Proyek Tol Infrastruktur Jalan Tingkatkan Mobilitas Nasional dan Daerah
- Kamis, 11 September 2025
Terpopuler
1.
Ragam Bakmi Halal Bandung, Nikmati Rasa Autentik Yang Khas
- 12 September 2025
2.
Menikmati Gelato Lembut dengan Pilihan Rasa Beragam di Yogyakarta
- 12 September 2025
3.
Pertumbuhan Bisnis Kafe Restoran Majukan PAD Kota Batu
- 12 September 2025
4.
Timnas Futsal Indonesia Kalahkan Denmark, Amankan Gelar CFA Futsal
- 12 September 2025
5.
Turki Catat Sejarah Baru di Bola Voli, Kini Naik Peringkat Tiga Dunia
- 12 September 2025