Cara Tepat Melakukan Deteksi Dini Diabetes untuk Mengurangi Risiko Kebutaan
- Minggu, 16 November 2025
JAKARTA - Kebutaan akibat diabetes menjadi masalah serius di Indonesia, dengan angka tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Salah satu penyebab utamanya adalah komplikasi diabetes melitus yang memengaruhi mata, dikenal sebagai retinopati diabetik (RD). Deteksi dini menjadi kunci utama agar kebutaan pada pasien diabetes dapat dicegah.
Setelah terdiagnosis diabetes, pemeriksaan mata secara rutin menjadi langkah penting untuk mengantisipasi komplikasi lebih lanjut.
Baca Juga15 Rekomendasi Kado untuk Ibu Guru yang Berkesan, Mana Pilihanmu?
Retinopati diabetik memengaruhi dua dari lima orang dewasa yang mengidap diabetes melitus. Risiko gangguan mata meningkat seiring lamanya penderita mengalami diabetes.
Oleh karena itu, deteksi dini bukan sekadar prosedur rutin, melainkan intervensi penting untuk menjaga kualitas hidup pasien. Dengan pemeriksaan tepat waktu, pengobatan dapat diberikan lebih cepat, sehingga potensi kehilangan penglihatan bisa diminimalkan.
Tantangan Penanganan Retinopati Diabetik
Tingginya angka RD di Indonesia disebabkan cakupan skrining yang rendah, hanya sekitar 5 persen pasien diabetes yang mendapatkan pemeriksaan mata rutin. Selain itu, distribusi tenaga kesehatan mata profesional yang terbatas serta akses terhadap tatalaksana RD yang sesuai standar medis menambah kompleksitas penanganan.
“Kami ingin memastikan skrining RD bisa dilakukan masif di layanan primer, dengan dukungan teknologi dan alur rujukan yang jelas,” ujar Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI.
Kurangnya fasilitas dan kemampuan tenaga kesehatan menjadi hambatan lain dalam pencegahan RD. Kondisi ini membuat sebagian besar pasien datang dalam kondisi komplikasi yang sudah lanjut.
Penanganan pada tahap lanjut tentu lebih kompleks dan berbiaya tinggi. Oleh karena itu, upaya pencegahan melalui pemeriksaan rutin dan deteksi dini menjadi strategi yang lebih efektif dan efisien.
Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap risiko kebutaan akibat diabetes masih perlu ditingkatkan. Edukasi mengenai pentingnya kontrol gula darah dan pemeriksaan mata rutin menjadi langkah preventif yang dapat menekan angka komplikasi.
Dengan dukungan program yang tepat, pasien diabetes dapat memperoleh intervensi lebih awal dan mengurangi risiko kehilangan penglihatan.
Kerja Sama untuk Model Layanan Terpadu
Roche Indonesia dan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menjalin kerjasama untuk percontohan penanganan komprehensif RD.
Kemitraan ini bertujuan mengembangkan model layanan skrining RD yang terintegrasi dengan tatalaksana komprehensif. Melalui kerja sama ini, diharapkan intervensi berbasis tele-oftalmologi dan prosedur standar medis bisa dijalankan secara efektif di seluruh sistem layanan kesehatan.
Wakil Rektor UGM bidang penelitian dan kerja sama menekankan kontribusi universitas melalui keahlian FK-KMK UGM. Kajian implementasi, pengembangan model layanan, serta pemantauan keberlanjutan program menjadi fokus utama.
Tujuannya agar program skrining RD dapat diterapkan lebih luas dan berdampak nyata bagi masyarakat, termasuk di daerah yang sebelumnya memiliki keterbatasan akses layanan mata.
Prof. dr. Muhammad Bayu Sasongko menyoroti tantangan utama: jumlah pasien diabetes yang besar, cakupan skrining rendah, dan distribusi tenaga ahli mata yang tidak merata.
Akibatnya, pasien sering datang terlambat ketika kondisi mata sudah parah. Model layanan baru diharapkan mampu meningkatkan deteksi dini dan memperluas akses ke tatalaksana RD yang tepat.
Harapan dan Luaran dari Program Skrining
Salah satu tujuan penting dari program ini adalah tersusunnya bukti ilmiah yang bisa menjadi acuan penyusunan kebijakan dan alokasi sumber daya. Hasil penelitian dari implementasi model layanan akan membantu memperluas adopsi program di tingkat nasional.
Keberlanjutan program menjadi faktor penting agar manfaatnya dapat dirasakan jangka panjang, tidak hanya di kota besar tetapi juga di daerah terpencil.
Presiden Direktur Roche Indonesia menekankan komitmen jangka panjang perusahaan dalam melindungi kesehatan penglihatan masyarakat. Luaran dari kemitraan ini diharapkan turut mendukung percepatan transformasi kesehatan serta pencapaian target Peta Jalan Kesehatan Penglihatan 2025–2030.
Dengan demikian, deteksi dini dan penanganan komprehensif RD bukan sekadar inisiatif proyek, melainkan bagian dari strategi nasional untuk menurunkan angka kebutaan akibat diabetes.
Upaya ini juga sejalan dengan Hari Diabetes Sedunia, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap risiko komplikasi diabetes.
Dengan dukungan teknologi, tenaga ahli, dan model layanan terintegrasi, pasien diabetes dapat memperoleh intervensi lebih cepat, meningkatkan kualitas hidup, dan menurunkan risiko kebutaan secara signifikan.
Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Solidaritas Tanpa Batas, Relawan Mandiri dan BUMN Peduli Bantu Tanggap Bencana Sumatera
- Selasa, 23 Desember 2025
Berita Lainnya
Nama Makanan Khas Korea Populer dan Cita Rasanya yang Bikin Ketagihan
- Sabtu, 20 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Makan Malam di Surabaya yang Tidak Boleh Dilewatkan
- Jumat, 19 Desember 2025
Herbal Alami Dapat Membantu Penderita Diabetes Mengontrol Gula Darah Secara Alami
- Jumat, 19 Desember 2025
Minum Teh Hijau pada Waktu Tepat Tingkatkan Metabolisme Tubuh Secara Alami
- Jumat, 19 Desember 2025
Terpopuler
1.
Atlet Surfing Pangandaran Sukses Raih Medali Perak di Sea Games 2025
- 19 Desember 2025












