Cara Efektif Menjaga Anak Tetap Sehat dengan Antibiotik yang Tepat
- Rabu, 12 November 2025
JAKARTA - Banyak orangtua sering menghentikan antibiotik sebelum waktunya saat anak terlihat sehat.
Padahal, penghentian terlalu cepat justru bisa memicu penyakit kambuh dan komplikasi serius, termasuk risiko kerusakan jantung jangka panjang. Edukasi orangtua menjadi kunci agar pengobatan diselesaikan sesuai anjuran dokter.
Risiko Menghentikan Antibiotik Terlalu Cepat
Baca JugaManfaat Paparan Sinar Matahari untuk Menjaga Harapan Hidup Jangka Panjang
Sebagian orangtua kerap menghentikan pemberian antibiotik lebih cepat dari durasi yang dianjurkan karena anak terlihat sudah pulih. Dokter Rizky Adriansyah, M.Ked(Ped), Sp.A, Subsp.Kardio(K), menegaskan bahwa antibiotik harus diberikan sesuai dosis dan waktu yang diresepkan.
“Banyak orangtua menghentikan antibiotik terlalu cepat karena anak terlihat sudah sehat, tapi itu sangat berisiko. Bakteri yang tersisa bisa berkembang biak lagi, sehingga penyakit bisa kambuh bahkan menjadi lebih parah,” ujar Rizky.
Contohnya pada infeksi tenggorokan anak, antibiotik biasanya diberikan selama 10–14 hari. Penghentian sebelum waktu tersebut dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, khususnya pada penyakit jantung rematik.
Serangan berulang bisa merusak katup jantung dan mengganggu fungsi jantung anak. Oleh karena itu, durasi dan konsistensi pengobatan sangat penting.
Strategi Pencegahan Infeksi Berulang
Selain pengobatan tepat, pencegahan infeksi berulang sangat penting, terutama bagi anak dengan risiko tinggi. Beberapa anak disarankan untuk mendapatkan antibiotik profilaksis rutin setiap 3–4 minggu guna mencegah serangan yang dapat merusak jantung secara permanen.
“Beberapa kasus bisa sampai usia 21 tahun atau seumur hidup, tergantung kondisi pasien,” jelas Rizky. Anak yang rutin kontrol setiap 3–4 minggu memiliki peluang lebih kecil mengalami serangan berat yang membahayakan jantung.
Selain obat, kebersihan lingkungan menjadi bagian dari strategi pencegahan. Akses air bersih, sabun, dan sanitasi yang memadai sangat penting. Orangtua juga perlu memastikan anak menjaga pola hidup sehat sehari-hari untuk mendukung efektivitas terapi.
Tantangan Akses Kesehatan Anak di Indonesia
Masalah kesehatan anak di Indonesia tidak lepas dari keterbatasan akses terhadap fasilitas medis dan edukasi orangtua. Banyak anak belum memperoleh antibiotik, air bersih, dan sabun secara memadai. Selain itu, sebagian keluarga belum memiliki fasilitas dasar untuk mencegah infeksi di rumah.
“Data ini menunjukkan masih banyak anak yang berisiko tinggi mengalami penyakit berulang karena keterbatasan akses dan edukasi orang tua,” kata Rizky. Disiplin orangtua dalam menyelesaikan antibiotik dan rutin membawa anak ke kontrol medis menjadi langkah penting mencegah komplikasi serius.
Kesadaran orangtua menjadi kunci untuk menjaga kesehatan jantung anak. Penyelesaian antibiotik hingga habis, kontrol medis rutin, dan kebiasaan hidup sehat dapat menekan risiko penyakit jantung rematik dan memastikan anak tetap sehat.
Alif Bais Khoiriyah
wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Trailer Perdana Film The Odyssey Karya Christopher Nolan Resmi Dirilis ke Publik
- Rabu, 24 Desember 2025
Rotasi Pejabat Tinggi Strategis Dilakukan Panglima TNI untuk Penyegaran Organisasi
- Rabu, 24 Desember 2025
Insentif Non Fiskal yang Diperluas Akan Mendukung Pertumbuhan Mobil Listrik Nasional
- Rabu, 24 Desember 2025
Gibran Pastikan Pasokan dan Harga Bahan Pokok Aman untuk Masyarakat Menjelang Natal
- Rabu, 24 Desember 2025
Berita Lainnya
Kenali Penyebab Jerawat Hormonal dan Cara Efektif Untuk Mengatasinya Secara Tepat
- Rabu, 24 Desember 2025
Perbedaan Stroke Pada Perempuan dan Laki-Laki Penting Untuk Diketahui Semua Orang
- Rabu, 24 Desember 2025
Cerita Seru Dibalik Teror Dusun Mayit Dan Tantangan Ekstrem Bagi Para Pemain
- Rabu, 24 Desember 2025











