Saham PACK Anjlok Setelah Kenaikan 8.000, Investor Semakin Khawatir

Jumat, 14 Februari 2025 | 16:42:54 WIB
Saham PACK Anjlok Setelah Kenaikan 8.000, Investor Semakin Khawatir

JAKARTA - Dalam perkembangan terbaru pasar saham Indonesia, saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) mengalami penurunan drastis sebesar 10%, menyentuh batas auto reject bawah (ARB) dengan nilai Rp 2.430 pada sesi perdagangan siang tanggal 14 Februari 2025. Hal ini memicu kekhawatiran yang semakin membesar di kalangan investor, terutama yang telah menginvestasikan dana mereka pada level harga yang lebih tinggi.

Pada sesi perdagangan tersebut, permintaan jual saham PACK mencapai angka yang cukup mencengangkan, dengan antrean sebanyak 120 ribu lot saham pada harga Rp 2.430. Data terkini menunjukkan bahwa sebanyak 932,5 ribu saham PACK telah ditransaksikan, dengan frekuensi mencapai 408 kali dan nilai transaksi mencapai Rp 2,27 miliar. Kondisi itu membuat para pelaku pasar semakin gundah.

Sehari sebelumnya, pada perdagangan 13 Februari 2025, saham PACK juga mengalami penurunan hingga 9,7%, kembali menyentuh batas ARB. Setelah mengalami kenaikan pesat dari harga Rp 37 per saham pada 14 Oktober 2024 hingga mencapai puncak Rp 2.990 pada 12 Februari 2025, saham ini sempat melejit hingga 7.981%, mendekati angka fantastis 8.000%. Sayangnya, dalam dua hari berturut-turut setelahnya, saham ini mengalami penurunan total sekitar 18,7%, menambah kecemasan di kalangan investor.

Saham dari PT Abadi Nusantara Hijau Investama yang lebih dikenal dengan ticker PACK ini ditempatkan pada papan pemantauan khusus full call auction (FCA). Sebelumnya, perusahaan ini dikenal dengan nama PT Solusi Kemasan Digital Tbk. Perubahan nama dan kepemilikan nampaknya memberikan dampak signifikan pada harga saham.

Momentum perubahan signifikan dalam kepemilikan saham PACK terjadi setelah PT Eco Energi Perkasa (EEP) mengambil alih sebanyak 49% saham pada Oktober 2024. Pembelian ini, yang melibatkan 753.400.500 saham, dilakukan oleh EEP dari beberapa pihak, termasuk PT Star Magnum Capital, Michael Gerald Jusanti, PT JJF Investama, Hendrick, dan PT Benson Kapital Indonesia.

Analis pasar memperkirakan bahwa lonjakan harga saham yang terjadi mungkin dipicu oleh perubahan kepemilikan dan restrukturisasi yang dilakukan oleh perusahaan. Namun, penurunan tajam yang terjadi baru-baru ini menimbulkan pertanyaan di kalangan investor mengenai stabilitas dan prospek jangka panjang dari perusahaan ini.

Seorang analis keuangan independen, Dedy Kusnadi, berkomentar, "Kenaikan harga saham yang terlampau drastis dalam waktu singkat biasanya cenderung diikuti oleh penurunan tajam. Perubahan struktur kepemilikan membuat pasar berspekulasi, tetapi penting untuk pemegang saham melihat fundamental bisnis yang sesungguhnya."

Sentimen was-was semakin meningkat setelah melihat antrean jual yang tinggi dan penurunan harga selama dua hari berturut-turut, situasi yang tidak terelakkan memberikan tekanan bagi mereka yang telah membeli saham di puncak harga.

Meskipun demikian, ada pendapat optimistis di kalangan pihak manajemen yang berusaha untuk menepis kekhawatiran yang berkembang. Perwakilan dari PT Abadi Nusantara Hijau Investama menyatakan bahwa perusahaan tetap berada pada jalur yang benar dalam menjalankan strateginya untuk masa depan.

"Kami terus berkomitmen untuk mengembangkan portofolio dan melakukan inovasi yang berkelanjutan guna meningkatkan nilai bagi pemegang saham," ungkap Direktur Keuangan PT Abadi Nusantara Hijau Investama, Indra Adijaya.

Industri ini memang dikenal dengan volatilitasnya yang tinggi, namun langkah strategis dan perubahan manajemen dianggap sebagai langkah positif yang dapat memberikan dampak keuntungan dalam jangka panjang meskipun situasi saat ini sedang diuji oleh tekanan pasar.

Dengan begitu, para investor diharapkan agar bijak dalam menyikapi situasi ini dan tetap memantau perkembangan bisnis serta kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Fluktuasi harga saham yang ekstrem menuntut kehati-hatian dalam keputusan investasi demi menghindari kerugian yang lebih besar di masa mendatang.

Dalam dunia investasi, pemahaman dan analisis yang mendalam diperlukan untuk dapat menavigasi pasar yang bergejolak dan dinamis seperti saat ini. Adalah bijak bagi investor untuk selalu melakukan diversifikasi dan tidak terjerumus dalam keputusan investasi yang semata-mata didasarkan pada perubahan harga yang cepat dan tak terduga.

Terkini

Cara Menghitung Tarif Pajak PPH 21 2025

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:51 WIB

Kesehatan Mental Adalah: Pentingnya Bagi Kesehatan Tubuh!

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:22 WIB

Cara Menabung Emas di Pegadaian: Syarat dan Manfaat

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:22 WIB