JAKARTA - Dewan Olimpiade Asia (OCA) resmi menambahkan padel sebagai cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada Asian Games Aichi–Nagoya 2026.
Keputusan ini diambil setelah pertemuan antara Presiden Federasi Padel Internasional (FIP) Luigi Carraro dan Direktur Jenderal OCA Husain Al Musallam di Kuwait.
Pengumuman tersebut dilakukan di sela kejuaraan perdana FIP World Cup Pairs, menandai langkah penting dalam mendorong padel menuju kejuaraan multievent olahraga terbesar di Asia.
“Kami dengan bangga menyambut Federasi Padel Internasional dan Padel Asia sebagai bagian dari keluarga besar OCA,” ujar Husain. Menurutnya, perkembangan padel di Asia berlangsung cepat dan mulai menumbuhkan generasi baru atlet serta penggemar olahraga ini.
Masuknya padel dalam daftar cabang Asian Games menunjukkan perhatian OCA terhadap olahraga yang sedang berkembang, sekaligus memperkuat nilai persahabatan, rasa hormat, dan keunggulan yang dijunjung oleh gerakan Olimpiade.
Dukungan Federasi Internasional dan Asia
Presiden FIP, Luigi Carraro, menyambut baik keputusan OCA sebagai pencapaian penting untuk pengakuan global olahraga padel. Ia menegaskan komitmen FIP untuk terus bekerja sama dengan hampir 100 federasi nasional guna mengembangkan padel di seluruh dunia.
“Kami akan terus bekerja siang dan malam untuk membawa padel ke tingkat internasional,” kata Carraro.
Sementara itu, Presiden Padel Asia Tariq Zainal menyebut keputusan OCA sebagai lembaran baru bagi pertumbuhan olahraga padel di kawasan.
Menurutnya, tampilnya padel di Asian Games menjadi platform strategis bagi atlet Asia untuk menunjukkan kemampuan di level tertinggi, sekaligus mempromosikan olahraga ini lebih luas kepada publik.
Kehadiran padel dalam Asian Games juga diyakini akan mendorong kolaborasi regional antara negara-negara Asia, menciptakan kompetisi yang lebih kompetitif, dan meningkatkan kualitas atlet. Ini menjadi momentum penting bagi pengembangan cabang olahraga baru yang masih relatif muda dibanding olahraga tradisional lainnya.
Langkah Menuju Olimpiade Brisbane 2032
Selain untuk Asian Games, pengakuan resmi padel ini dinilai sebagai batu loncatan menuju ambisi lebih besar: kemungkinan masuk ke Olimpiade Brisbane 2032.
Para penggagas dan federasi internasional berharap keberhasilan padel di Asian Games akan memperkuat argumen untuk menjadikan olahraga ini bagian dari Olimpiade mendatang.
Padel dikenal sebagai olahraga raket yang menggabungkan unsur tenis dan squash, populer karena mudah dipelajari dan bersifat sosial.
Dengan adanya platform Asian Games, atlet-atlet Asia dapat menunjukkan kemampuan teknis dan strategi permainan padel, sekaligus menarik perhatian media dan sponsor internasional. Hal ini diharapkan memacu pertumbuhan olahraga lebih luas di tingkat klub, nasional, dan regional.
Kehadiran padel di Asian Games juga menjadi bukti komitmen OCA untuk mendorong olahraga yang diminati generasi muda, menciptakan peluang ekonomi melalui sponsor, media, dan industri olahraga pendukung.
Selain itu, masuknya cabang baru ini memberikan kesempatan negara-negara peserta untuk memperluas portofolio medali, meningkatkan kompetisi, dan memotivasi atlet muda untuk berprestasi.
Masa Depan Padel di Asia dan Global
Dengan pengakuan Asian Games 2026, FIP dan Padel Asia akan lebih fokus mengembangkan program pelatihan, turnamen, dan promosi olahraga ini.
Keputusan OCA menjadi titik awal bagi negara-negara Asia untuk meningkatkan kualitas atlet, memperluas infrastruktur, serta memperkuat kolaborasi antarnegara melalui kejuaraan regional dan pelatnas.
Selain itu, keputusan ini juga menjadi momentum bagi atlet muda untuk berkarier di padel secara profesional, menambah peluang prestasi, dan menumbuhkan industri olahraga baru di Asia.
Kolaborasi antara federasi internasional dan regional diyakini akan mempercepat proses pengakuan global, sekaligus membuka jalan menuju Olimpiade Brisbane 2032.
Dengan dukungan penuh dari OCA, FIP, dan Padel Asia, masa depan padel di Asia terlihat cerah. Atlet dan penggemar olahraga ini kini memiliki platform besar untuk menguji kemampuan, menembus kompetisi internasional, dan berkontribusi pada sejarah baru olahraga di kancah Asia.
Keputusan ini menjadi bukti nyata bahwa olahraga yang inovatif dan diminati generasi muda mampu mendapat pengakuan dan berkembang pesat, bahkan di tengah olahraga tradisional yang telah lama eksis.