JAKARTA - Setiap tanggal 22 Agustus diperingati sebagai Hari Bao Nasional, momen spesial untuk menikmati kelezatan pangsit kukus khas Tiongkok yang dikenal dengan sebutan bao atau baozi. Hidangan ini bukan sekadar makanan, tetapi bagian dari makanan tradisional Tiongkok yang kaya sejarah dan budaya.
Tekstur lembut kulitnya berpadu dengan aneka isian daging, sayuran, atau pilihan vegetarian, membuat baozi digemari berbagai kalangan. Kehadiran hari peringatan ini menegaskan pentingnya kuliner sebagai simbol kebersamaan sekaligus warisan budaya yang hidup lintas generasi.
Sejarah Baozi dan Tradisi Kuliner
Baozi berakar dari Tiongkok dan diyakini berkaitan dengan pemimpin militer legendaris Zhuge Liang, yang disebut sebagai pencipta awal bakpao. Dalam bahasa Tiongkok, istilah mantou merujuk pada roti kukus tanpa isi, sementara kata bao digunakan untuk menyebut versi berisi daging atau sayuran.
Seiring berjalannya waktu, hidangan ini tidak hanya populer di Tiongkok, tetapi juga menyebar ke berbagai negara Asia. Baozi menjadi contoh makanan tradisional yang mampu menembus batas geografis, sekaligus mempertahankan nilai budaya aslinya.
Popularitas Baozi di Amerika dan Dunia
Popularitas baozi merambah Amerika Serikat sejak tahun 2003, ketika Wow Bao membuka restoran pertamanya di Chicago. Inovasi mereka menghadirkan berbagai varian isi, mulai dari daging sapi, ayam, hingga pilihan vegetarian. Antusiasme masyarakat begitu tinggi sehingga Wow Bao kini memiliki lebih dari 200 cabang, baik fisik maupun virtual, di kota-kota besar AS.
Tidak hanya sekadar makanan, baozi juga menjadi penggerak perayaan Hari Bao Nasional. Momen ini memberikan kesempatan bagi pecinta kuliner untuk mengeksplorasi makanan tradisional Tiongkok dengan cara yang modern dan menyenangkan.
Baozi Sebagai Simbol Budaya dan Kuliner Global
Hari Bao Nasional bukan hanya tentang mencicipi pangsit kukus lezat, tetapi juga perayaan budaya Tiongkok yang kaya. Hidangan ini membuktikan bagaimana sebuah makanan tradisional sederhana mampu menjembatani berbagai budaya, menyatukan orang-orang dari latar belakang berbeda melalui kuliner.
Tekstur lembut kulit, beragam isian, dan kemampuan beradaptasi dengan selera lokal menjadikan baozi salah satu hidangan yang terus berkembang di tengah tren kuliner global. Perayaan ini mengingatkan kita bahwa makanan bukan sekadar kebutuhan, tetapi juga media pelestarian budaya dan simbol kebersamaan lintas generasi.